Entah apa yang ada dalam benak mereka yang memenggal segala mimpi kita. Arah yang dituju dulu itu jelas, tetapi kemana masa bergegas? Kita tertinggal dalam senyap tidur yang pulas. Kita kembara … hilang entah kemana. Kemudi mimpi seperti terlepas … melasap tanpa nafas.
Kicauan burung surga itu seperti memimpin kita yang piatu. Gegap gempita ke arah yang kita tuju. Tapi itu tak semestinya. Karena baralah yang mereka punya. Tapi kita tetap disini “menggigil” dalam “gigil yang paling ganjil” dan dalam bara yang paling menyala. Inilah tersebab negeri dalam bara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI