Mohon tunggu...
Hamzah Batik Official
Hamzah Batik Official Mohon Tunggu... Seniman - Dunia Batik dan Cinderamata
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hamzah Batik merupakan Pusat Batik, Cinderamata dan Oleh-oleh terbesar di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Malioboro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi Larung Sesaji di Kali Progo

12 Februari 2024   11:56 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:58 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terdapat tradisi yang kaya makna dan simbolisme: larung sesaji. Ritual ini dilakukan oleh warga setempat sebagai bentuk rasa syukur atas berkah alam sekitar yang diberikan oleh Tuhan. Mari kita telusuri lebih dalam tentang tradisi ini. Tim Hamzah Batik mengajak kalian untuk lebih mengenal tradisi larung sesaji di kali Progo. 

Tujuan dan Makna Larung Sesaji

Larung sesaji di Kali Progo bertajuk "Ngalap Berkah Toya Kali Progo," yang berarti mencari berkah dari air sungai. Prosesi dilakukan setiap hari Sabtu Kliwon dimulai dengan doa bersama yang melibatkan warga sekitar dan pelaku usaha di sepanjang Kali Progo wilayah Wijimulyo. Setelah doa, dilanjutkan dengan arak-arakan membawa dua sesaji. Sesaji ini berisi sayuran, buah-buahan, bunga, kemenyan, dan dupa. Sesaji tersebut kemudian dilarung ke Kali Progo.

Simbolisme

Sesaji yang dilarung memiliki makna filosofis yang mendalam. Air sungai dianggap sebagai sumber berkah dan kehidupan. Dengan merawat alam dan menghormati sungai, manusia berharap terjadi sinergi yang menjaga kelestarian alam. Satu sesaji dilarung, sementara satunya dimintakan berkah dan kemudian disantap bersama. Tradisi ini mengajarkan kesatuan antara manusia dan alam.

Peran La Barka

La Barka, sebuah tempat wisata di tepi Kali Progo, memainkan peran penting dalam tradisi ini. Tempat ini telah mengambil banyak manfaat dari keberadaan sungai, mulai dari sumber air hingga pemandangan alam sekitarnya. Ritual larung sesaji menjadi bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan upaya untuk merawat alam yang indah ini.

situs detik.com
situs detik.com

Tujuan Larung Sesaji

Pengelola La Barka, Aji Ronowijoyo, berharap tradisi ini menjadi sarana pemersatu alam dengan insan manusia. Dengan merawat alam, manusia dapat memperoleh berkah dan menjaga kelestarian lingkungan. Tradisi ini mengajarkan pentingnya rasa syukur dan tanggung jawab kita terhadap alam semesta

Tradisi larung sesaji di Kali Progo mengajarkan kita untuk menghormati alam dan merawatnya dengan penuh kesadaran. Semoga tradisi ini terus lestari dan menginspirasi generasi mendatang.

Tradisi Larung Sesaji Setiap Sabtu Pahing

Kegiatan Sabtu pahing ini selain kegiatan larung sesaji, juga dimeriahkan dengan penampilan seru dan menarik persembahan dari La Barka Resto dan Hamzah Batik serta Omah Cantrik berupa tari Raminten Raminto tolak bala, tari Jamu Gendong Raminten, tari Gedrug Ayu, tari Perdana Jaran Geni, sekaligus flash mod dengan para penari sekaligus pengunjung, dengan ditutup dengan rebutan gunungan yang telah didoakan sebelumnya yang dipercaya akan mendatangkan berkah kepada yang mendapatkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun