Mohon tunggu...
Hamzah Batik Official
Hamzah Batik Official Mohon Tunggu... Seniman - Dunia Batik dan Cinderamata
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hamzah Batik merupakan Pusat Batik, Cinderamata dan Oleh-oleh terbesar di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Malioboro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penentuan Hari Weton Dalam Pernikahan di Jawa

18 Januari 2024   11:15 Diperbarui: 18 Januari 2024   11:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Website hamzahbatik.co.id

Pernikahan di Jawa tidak sekadar merupakan rangkaian upacara formal, namun juga merangkum nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal. Salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam pernikahan di Jawa adalah weton pernikahan, sebuah konsep penentuan hari baik untuk melangsungkan pernikahan yang memiliki akar dalam kalender Jawa. Kalender ini mengacu pada pasaran (lima hari dalam satu minggu) dan wuku (30 mingguan dalam satu bulan). Lebih dari sekadar penentuan waktu, weton pernikahan Jawa menciptakan makna mendalam dalam hubungan rumah tangga, menandakan keseimbangan dan harmoni yang diharapkan terwujud dalam perjalanan hidup berdua. Hamzah Batik sudah merangkum berbagai artikel mengenai tradisi hari weton Jawa dalam pernikahan, mari kita simak bersama-sama.

Dasar Pemilihan Hari Weton Pernikahan

Weton, berasal dari bahasa Jawa, merujuk pada hari dan pasaran kelahiran seseorang. Kombinasi ini diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap nasib dan karakteristik seseorang. Dalam konteks pernikahan, weton digunakan untuk menentukan hari baik yang dianggap membawa keberuntungan bagi pasangan yang akan menikah. Pasangan yang memilih hari baik berdasarkan weton dianggap akan menjalani pernikahan dengan keseimbangan dan harmoni yang lebih besar.

Pada umumnya, perhitungan weton melibatkan pengetahuan tentang hari dan pasaran kelahiran calon mempelai pria dan wanita. Ada keyakinan bahwa jika pasangan memiliki weton yang dianggap cocok, kehidupan pernikahan mereka akan diwarnai oleh keberuntungan dan kesuksesan. Sebaliknya, pasangan dengan weton yang dianggap tidak sejalan mungkin dihindari untuk mencegah konflik dan kesulitan di masa depan.

Menggali Makna dalam Tradisi Weton Pernikahan Jawa

Upacara pernikahan di Jawa tidak hanya sekadar rutinitas formal, melainkan sarat dengan simbolisme yang mendalam. Setiap langkah dan tata cara memiliki makna tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan Jawa. Dalam konteks weton, seringkali terdapat ritual khusus yang dilakukan untuk memastikan keharmonisan pasangan, seperti doa bersama atau sesaji untuk mohon restu dari leluhur.

Peran upacara adat ini bukan hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai sarana untuk merayakan kesatuan, keserasian, dan keseimbangan. Konsep ini tercermin dalam berbagai elemen upacara, mulai dari prosesi siraman hingga saat memasuki pelaminan. Upacara adat pernikahan Jawa menciptakan landasan spiritual yang kuat, mengakar pada kearifan leluhur yang meyakini bahwa keseimbangan adalah kunci kebahagiaan.

Website hamzahbatik.co.id
Website hamzahbatik.co.id

Arti dari Pernikahan Jawa

Pernikahan di Jawa bukan hanya sebuah perjanjian antara dua individu, melainkan juga sebagai perwujudan nilai-nilai kearifan lokal dan spiritualitas. Konsep weton pernikahan menjadi bagian tak terpisahkan dalam menciptakan warna dan makna mendalam dalam perjalanan kehidupan pasangan pengantin. Masyarakat Jawa meyakini bahwa dengan memilih waktu yang tepat berdasarkan weton, pasangan dapat menciptakan keseimbangan dalam kehidupan mereka bersama.

Keseimbangan dan harmoni dalam pernikahan bukanlah hasil yang instan. Ia memerlukan pengertian, kesabaran, dan komitmen dari kedua belah pihak. Tradisi weton di Jawa bukan hanya sekadar perhitungan, melainkan panggilan untuk merenungkan nilai-nilai yang diusung oleh pernikahan itu sendiri. Bagaimana membangun keseimbangan dalam perbedaan, bagaimana menjaga keharmonisan dalam kesulitan, dan bagaimana memperkaya kehidupan bersama melalui pengertian terhadap weton masing-masing pasangan.

Keseimbangan dan harmoni yang diharapkan dalam pernikahan Jawa bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan. Seiring berjalannya waktu, pasangan diharapkan mampu tumbuh bersama, saling menghormati, dan membangun keluarga yang kokoh. Pernikahan bukan hanya tentang cincin di jari, melainkan tentang komitmen untuk menemukan keseimbangan yang indah dalam kehidupan berdua, sebagaimana diilustrasikan oleh konsep weton dalam tradisi Jawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun