Salam! Mari kita awali tulisan kali ini dengan sebuah cerita. Jadi sekitar beberapa waktu lalu saya bertemu dengan tante saya dalam sebuah acara keluarga besar, kebetulan karena kuliah di Bandung kami jadi jarang komunikasi. Singkat cerita terjadilah perbincangan ringan, dan sampailah pada suatu momen..
“ Kamu kuliah di Bandung, kan? Jurusan apa? ”, Tanya tante saya.
“ Iya tante, Jurusan Informatika di Telkom ”, jawab saya agak datar dikit.
“ wahh Informatika ya, udah bisa bikin apa aja? “ , mendadak bumi berhenti berputar.
Gak usah diterusin lah ya ceritanya, karena pasti udah ketebak endingnya. For ordinary student such as me, that’s question is so damn difficult to answer. Bagi mahasiswa jurusan informatika, ilmu komputer, dan sohib-sohibnya, adalah keharusan untuk bisa menunjukan hasil dari kuliahnya secara nyata. Dan ini jleb banget !
Dari sana saya langsung berfikir, apa yang telah saya kerjakan selama ini di kampus? Nongkrong gak jelas, maen game, tidur di kelas, belajar 3 jam sebelum ujian, dan bahkan materi sebelum uts hampir semua tergilas ditelan waktu. Apa yang bisa dibanggain? IPK pas-pasan, sertifikat lomba cuman 17an agustus *itu juga gak ada sertifikatnya, organisasi cuman jadipesuruh ketua kelompok tubes, apalagi bisnis, jangan ditanya. Jadi; untuk apa saya kuliah selama ini? Pergi kemana hasil keringat darah orang tua saya?
Ohh men, nyesek banget. Aslinya kuliah tuh gak susah, sama sekali enggak. Cuman kitanya aja yang suka gak tau diri dengan jutaan alasan yang bikin males. Oke ini jurusan pilihan orang tua, bukan passion kita. Sekarang saya tanya, orangtua pernah gak protes punya anak kayak kita? Pernah bilang gak kalo kita bukan pilihan mereka?
Kapan lagi men bisa banggain orang tua kita? selagi mereka masih ada. Selagi masih bisa melihat senyum indah di wajah mereka. karena kita nggak akan tau kapan senyum itu akan hilang dimakan usia. Buat yang jurusan pilihan sendiri? gue Kamehameha juga lo.
Emang gak semua ilmu yang didapet bakal kepake. Bahkan *katanya gak lebih dari 20%. Itupun kalau kerjaannya selaras dengan jurusan. Tapi jangan pernah dijadikan alasan, karena itulah salah satu esensi dari hidup. Siasati dengan banyak membaca, menulis, atau hal produktif lain. Setidaknya ada modal tambahan bagi kita to face the future. To become an extraordinary person.
Maksimalkan fren. Jangan jadi golongan orang yang menjadikan kuliahnya hanya sebagai status sosial belaka. Jangan pernah berfikir kita lebih baik dari mereka yang jualan Koran di perempatan buah batu, atau mungutin botol plastik di tempat sampah kampus. Gak semua orang bisa duduk dengerin dosen ngisi kuliah fren. Jujur ini refleksi bagi kita semua, buat saya khusunya.
Bagi yang baru semester 2, perjalananmu masih panjang nak, jangan sampai menyesal di kemudian hari. Bagi yang semester 4, masih belum terlambat separuh perjalanan bisa kita perbaiki dengan jauh lebih baik. Buat yang semester 6, maksimalkan tahun terakhir dengan membahagiakan mereka yang di rumah. Buat yang semester akhir, setidaknya kita dapat mewariskan hal-hal baik yang bisa dijadikan teladan bagi penerus kita. YukSemangat..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H