Di era postmodern ini, Turki dianggap sebagai Negara muslim dengan tingkat konsistensi paling tinggi dalam menjaga stabilitas politik demokrasi dalam dan luar negeri. Ia dapat bertahan dan mengikuti perkembangan global dunia, namun tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang merupakan agama mayoritas penduduknya. Buku Renovasi Negeri Madani beranggapan bahwa perlu adanya pembedahan secara khusus untuk mempelajari dan mengadaptasi pola yang telah ada di turki dan menerapkannya pada Negara-negara muslim.
Arya Sandhiyudha, mantan ketua PPI Istanbul yang sekarang menjabat sebagai ketua PPI Turki, mengisahkan di awal bukunya tentang kondisi Mesir baru-baru ini. Rentetan peristiwa arab spring yang dimulai di akhir 2010 atau awal 2011 pada akhirnya berdampak pula pada kemenangan dakwah di Mesir. Hal ini jelas tergambar dengan terpilihnya secara demokrasi untuk pertama kalinya, seorang presiden dari Ikhwanul Muslimin yaitu Doktor Mursi. Namun dengan berbagai faktor internal dan eksternal, kemenangan tersebut kini tenggelam dengan kudeta secara paksa oleh militer yang dipimpin oleh AsSisi.
Kondisi mesir tersebut menggambarkan bahwa saat ini belum ada negara muslim ideal yang bisa menjaga stabilitas dalam maupun luar negerinya, kecuali Turki. Belum ada negara selain Turki yang dapat terus maju dengan tegas menyuarakan kebenaran di panggung Dunia atas kezhaliman-kezhaliman yang menimpa negara muslim lain. Kebanyakan negara muslim diam seribu Bahasa, mengekor pada antek-antek zionis, atau dikudeta secara paksa.
Erdogan telah membuktikan bahwa Turki saat ini telah berubah menjadi Negara Islam terkuat yang paling berani menyuarakan kebenaran atas hilangnya hak-hak kemanusiaan yang menimpa Negara-negara muslim lainnya. Erdogan berhasil menggeser dan meluruskan kembali pola sekularis yang telah lama mengakar, sejak Mustafa Kemal Attaturk mengambil alih ke khalifahan Turki. Erdogan berhasil pula mensukseskan kepemimpinan Negara oleh masyarakat sipil dengan tetap menjaga stabilitas dengan militer.
Penulis menggambarkan Negara Turki sebagai Negara dengan arah politik sekulerisme islamis. Negara sekuler yang dimaksud adalah Negara yang undang-undang dan peradilanya bukan berasaskan  agama tertentu (seperti Vatikan atau Saudi) namun tetap menjaga nilai-nilai keislaman melalui parlemen dan elemen legislatif yang sebagian besar dikuasai oleh AKP (Partai dari Perdana Menteri terpilih Erdogan) yang notabene berafiliasi dengan Islam.
Bagi Indonesia sendiri, Turki bisa dijadikan role model sebuah negara muslim demokrasi yang memiliki kesamaan pada beberapa aspek kemasyarakatan dan kenegaraan. Indonesia memiliki potensi besar untuk bisa keluar dari sarangnya dan bermain dalam peran global. Sudah banyak penelitian mengenai potensi Indonesia dan kinilah saatnya Indonesia belajar dari Turki untuk bisa menjaga stabilitas demokrasi internal sehingga peran eksternal dapat berjalan secara maksimal.
Ulasan diatas hanya sebagian kecil dari apa yang terkandung dalam buku Renovasi Negeri Madani karya Arya Sandhiyudha. Mengenai konten sendiri, buku tersebut amat berbobot. Terbukti dengan lebih dari 80 buku yang dijadikan rujukan yang tertera secara jelas pada bagian daftar pustaka. Perlu usaha tersendiri untuk bisa memahami setiap kalimat yang terkandung di dalamnya, namun tentu saja usaha tersebut akan sebanding dengan ilmu yang akan didapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H