Hening terpaku
Terlelap dalam kembara bayangku yang membumbung
Teringat masa kecilku lampaui kebahagiaan
Waktulah bercerita padaku
Saat tempur berselimut kaki, lopat petak sawah
Bermain kincir berbisik angin
Mengejar layang di tanah lapang
Duduk bertahta di punggung kerbau
Gemerlap kejora mengusik cita
Wajar recik-recik berderai. teringat masa lalu
Tangisku bertumpah
Kini
Kejora telah jauh pergi tinggalkan
Ramainya kota sebabkan
Selimut kabut membahayakan
Dian-dian warnai kota kalahkanÂ
Cakrawala berbalut racun hitam
Singgasana yang biasa ku  tunggangi telah berevolusi
Tak ada lagi lahan untukku gerakkan kincir
Bintang-bintang yang selalu menemani wujudkan
Mimpi
Kini tak lagi terlihat pandangan
Akankah ku bisa menggapai cita tanpa bintang
Saat bayangku telah membenam
Aku baru sadar mentari lebih mempesona dibanding
Bintang
Banting tulang tradisi tak terlupakanÂ
Susila mencontohkan
Nanar doaku bisikkan
Semua ini demi perubahan