Mohon tunggu...
HAMSA
HAMSA Mohon Tunggu... Guru - Learning With Me

Guru SMA Negeri 10 Bulukumba

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan "Kodrat Anak"; Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

17 April 2021   13:02 Diperbarui: 17 April 2021   13:53 12515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengawali tulisan ini saya ingin menyampaikan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, Bahwa tujuan pendidikan adalah "Menuntun segala Kodrat yang ada pada anak, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kecerdasan kodrat anak".

Kodrat anak, sebagaimana yang dimaksud dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diartikan sebagai Potensi Diri yang dimiliki oleh seorang anak, seperti potensi berpikir, potensi emosi dan potensi pisik. Oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Budi pekerti yaitu perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (apektif) dan karya (psikomotor). Potensi diri ini adalah Anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia, kepada setiap anak yang berbeda antara anak yang satu dengan lainnya yang merupakan karakteristik yang unik bagi setiap anak tersebut.

Menurut Kamur Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Potensi adalah kemampuan, kekuatan, daya atau kesanggupan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan sedangkan diri adalah orang atau seseorang yang terpisah dari yang lainnya. Maka dalam konteks ini Potensi diri pada anak dapat kita artikan sebagai kemampuan, kekuatan, daya dan kesanggupan yang dimiliki oleh seorang anak berupa kemampuan kognitif, apektif dan psikomotor yang memungkinkan untuk dikembangkan.

Menjadi tugas guru atau pendidik untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki seorang anak. Dalam usaha itu, seorang pendidik perlu memahami potensi diri yang dimiliki oleh masing-masing anak. Sebagaimana diuraikan di awal bahwa potensi diri anak tersebut berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya, yang menandakan sebagai karakteristik yang unik dari diri anak tersebut.

Olehnya itu praktek pendidikan atau pembelajaran yang sesuai adalah praktek pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan "Kodrat Anak", atau lebih dikenal dengan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Maka sangat penting seorang pendidik memahami karakteristik potensi diri setiap anak sehingga dalam proses menuntun anak seperti melakukan pembelajaran dan pembimbingan akan berbeda antara anak yang satu dengan anal yang lainnya.

Seorang anak yang memiliki potensi diri dibidang musik difasilitasi dengan alat musik, diarahkan untuk mengikuti kegiatan atau lomba-lomba yang dapat mengembangkan bakat atau potensi dirinya dibidang musik. Demikian pula dengan anak yang memiliki potensi diri dibidang olahraga, matematika, fisika, biologi atau bidang sosial diberikan bimbingan dan pengajaran yang spesipik sebagaimana bakat atau potensi diri masing-masing.

Kemampuan anak dalam menerima pelajaran di kelas juga berbeda, maka dalam praktek pembelajaran di kelas, pendidik dapat menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang mengakomodir gaya belajar masing-masing anak. Sehingga tidak ada anak yang tertinggal atau merasa tidak mampu mengikuti pembelajaran sebagai akibat penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya. Demikian pula dalam hal pemberian tugas-tugas mandiri, perlu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Termasuk dalam hal pengumpulan tugas tersebut diberikan kebebasan kepada anak sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing anak, tentu dengan tetap memerhatikan rambu-rambu pada kurikulum sekolah.

Proses "menuntun kodrat anak", membelajarkan atau membimbing anak sesuai dengan karakteristik potensi diri masing-masing adalah proses pendidikan yang memanusiakan manusia. Anak akan berkembang sesuai dengan kodrat masing-masing, anak akan menemukan kemerdekaannya dalam belajar untuk mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan sebagai masyarakat. Sebagaimana tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun