Mohon tunggu...
Muhammad Hammam Miftakhudin
Muhammad Hammam Miftakhudin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profil Pelajar Pancasila: Ketakwaan dan Gotong Royong dalam Menumbuhkan Literasi

11 Maret 2024   07:58 Diperbarui: 12 Maret 2024   09:20 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum Merdeka saat ini, memiliki keharusan adanya penerapan profil pelajar Pancasila dalam belajar mengajar. Dimana terdapat 6 dimensi profil, yakni beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. Profil tersebut harus tercantum dalam segala aspek kegiatan pembelajaran. Sehingga menuntut gurunya juga harus memiliki profil Pancasila. Selain hal tersebut, Kurikulum Merdeka juga menekankan pada peningkatan aspek Literasi dan Numerasi. Hal tersebut ada karena Literasi anak Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 baru-baru ini diumumkan pada 5 Desember 2023, dan Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor; matematika (379), sains (398), dan membaca (371).

Penelitian ini mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam disiplin ilmu matematika, membaca, dan sains. Partisipasi PISA 2022 melibatkan sekitar 690 ribu siswa dari 81 negara, dan survei ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Sejak 2000, OECD secara konsisten telah mengadakan penilaian ini.

Kedua hal di atas, tentunya membuat tugas guru menjadi sangat berat. Selain mendidik peserta didik untuk memiliki profil pelajar pancasila, juga harus meningkatkan minat literasi. Ada beberapa pembiasaan sederhana yang bisa di terapkan di kelas. Kenapa kelas ? karena Kelas adalah tempat peserta didik untuk belajar dan mendapat pembelajaran. Berikut salah satu kegiatan yang mampu menumbuhkan profil pelajar Pancasila sekaligus minat Literasi siswa :

1. Pembiasaan tadarus Al Quran dan terjemahnya sebelum memulai pembelajaran

swi.sch.id
swi.sch.id

Pembiasaan ini dapat menumbuhkan rasa ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya kita membaca Al Quran tanpa melihat maknanya. Nah, marilah kita mencoba anak didik kita untuk membaca Al Quran dan juga maknanya. Sehingga anak bisa tahu isi yang disampaikan dalam ayat yang dibaca. Peserta didik juga bisa memetik pelajaran yang ada di sebuah ayat. Pelajaran yang baik di dalam Al Quran sangatlah banyak, sehingga bisa juga memberi pemahaman akan perbuatan atau akhlak yang baik. Pembiasaan tersebut juga bisa menumbuhkan literasi siswa untuk membaca.

Membaca Al Quran beserta memaknai terjemahannya bagi yang muslim, tentu akan menumbuhkan rasa iman dan takwanya kepada Allah SWT. Keimanan dan ketakwaan ini bisa terintegrasi dengan semua aspek kehidupan. Membaca makna pada sebuah ayat juga merupakan ikhtiar yang bisa dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan sikap literasi serta bisa mengambil pembelajaran pada ayat tersebut.


2. Gotong royong dalam diskusi di perpustakaan

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Maksudnya adalah guru bisa memanfaatkan pembelajaran yang berprofil pelajar Pancasila seperti dimensi gotong royong melalui diskusi. Dan usahakan dalam diskusi tersebut terdapat kegiatan untuk membaca sumber pustaka. Artinya ketika diskusi, guru bisa mengarahkan anak didiknya ke perpustakaan. Dari pengamatan sekitar, perpustakaan sekolah di Kabupaten Tegal rata-rata kurang peminat dari siswanya. Sehingga perlu inisiatif guru untuk memanfaatkan perpustakaan sebagau sarana gotong royong diskusi sekaligus literasi bagi peserta didik.

Gotong royong adalah sikap sederhana yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pada zaman kerjaan di Nusantara sudah menerapkan sikap gotong royong. Artinya gotong royong adalah warisan leluhur. Dan seperti kita ketahui, sikap gotong royong mungkin adalah sikap yang sangat mampu di lakukan setiap orang. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran manusia lainnya. Gotong royong ini bisa di terapkan juga di segala aspek kehidupan, khususnya pembelajaran. Dapat menumbuhkan literasi jika gotong royong melalui diskusi di integrasikan dengan kegiatan mencari sumber referensi melalui membaca. Dan kegiatan tersebut bisa memanfaatkan perpustakaan yang kita tahu sebagai sumber bacaan yang lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun