Pertumbuhan atau pengembangan ekonomi suatu negara menjadi isu yang hangat diperbincangkan saat ini. Pertumbuhan ekonomi tidak akan dapat dengan mudah meningkat secara tiba-tiba. Namun perlunya beberapa langkah atau prosedur atau pun proses pada tiap-tiap sektor agar memberikan dampak pada perekonomian suatu negara, terutama pada pengembangan nya. Untuk mengetahui suatu sektor mampu mempengaruhi perekonomian atau tidak, dapat dilihat dari kinerja dan produktivitas tiap-tiap sektor yang dimiliki oleh negara/wilayah tersebut. Lalu, bagaimana cara untuk mengetahuinya? Caranya tentu dengan menggunakan sebuah analisa dengan menggunakan suatu metode. Dalam hal ini kita dapat menggunakan metode analisa dengan metode shift share.
Pengertian shift share menurut Budiharoso (2001) menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi seperti, produksi dan kesempatan kerja, pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari dilakukannya analisis shift share ini akan menunjukkan bagaimana perkembangan di suatu wilayah dengan dibandingkan dengan wilayah lainnya, apakah suatu wilayah tersebut termasuk memiliki pertumbuhan yang cepat atau pertumbuhan yang lambat.
Berdasarkan pengertian yang didapat, analisa shift share merupakan sebuah teknik analisa dengan menggunakan data statistik regional (pendapatan per kapita, output, tenaga kerja, dll) yang memiliki fungsi melihat dan menentukan kinerja hasil produksi (kegiatan ekonomi) wilayah regional yang dibandingkan dengan wilayah yang luas sebagai referensi. Hal yang membedakan analisa shift share dengan analisa Location Quotiens (LQ) adalah shift share menjelaskan potensi dengan melihat tenaga kerjanya dan perubahan ekonomi yang terjadi, sedangkan LQ hanya menjelaskan tentang potensi yang ada di wilayah tersebut tanpa melihat tenaga kerja yang ada.
Shift share memiliki tiga komponen yaitu, KPN (Komponen Pertumbuhan Nasional), KPP (Komponen Pertumbuhan Proposional), dan KPPW (Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah). KPN atau Komponen Pertumbuhan Nasional adalah adanya perubahan produksi atau kesempatan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan produksi tersebut, kebijakan ekonomi nasional, dan kebijakan lainnya yang mampu mempengaruhi sektor perekonomian di dalam suatu wilayah.
KPP atau Komponen Pertumbuhan Proposional adalah perubahan produksi atau kesempatan tenaga kerja yang disebabkan oleh komposisi sektor dalam permintaan produk akhir dan adanya perbedaan struktur maupun perbedaan pasar. Sedangkan KPPW atau Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah adalah perubahan produksi atau kesempatan tenaga kerja yang diakibatkan oleh keunggulan komparatif yang ada di wilayah tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi, dan kebijakan lokal yang ada di wilayah tersebut.
Nilai untuk mengukur perubahan komparatif (naik atau turun) suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama di tingkat nasional pada perhitungan KPP adalah jika PP > 0 maka di suatu daerah tersebut memiliki spesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh secara cepat, sedangkan apabila PP < 0 maka suatu daerah tersebut tidak memiliki spesialisasi dalam sektor-sektor yang secara nasional tumbuh secara cepat.
Perbedaan antara pertumbuhan ekonomi  di tingkat provinsi dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional dapat diketahui dengan menghitung KPPW. Jika hasilnya menunjukkan PPW > 0 suatu wilayah memiliki daya saing yang baik di salah satu sektor nya apabila dibandingkan dengan wilayah lain atau suatu wilayah tersebut memiliki comparative advantage untuk salah satu sektor nya dibandingkan dengan wilayah yang lain, sedangkan jika hasilnya menunjukkan PPW < 0 maka salah satu sektor yang ada pada suatu wilayah tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah yang lain.
Menganalisis dengan menggunakan metode shift share pastinya memiliki sebuah kelemahan dan kelebihan dalam penggunaannya menurut Stevens B.H dan Moore dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS. Menurut beliau, dalam menganalisis dengan menggunakan shift share terdapat keunggulan nya atau kelebihannya (positif) yaitu, dapat memberikan gambaran struktur ekonomi yang terjadi pada suatu wilayah, dapat mempelajari struktur perekonomian dengan mudah dan cepat, serta dapat memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan strukturnya.
Sedangkan untuk kelemahan dari menganalisis dengan menggunakan shift share berdasarkan pemikiran pendapat Stevens B.H dan Moore dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS adalah hanya dapat dilakukan untuk analisis ex-post, ada periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak terungkap, analisis perlu lebih lanjut apabila analisis yang dilakukan untuk peramalan, tidak dapat digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor, dan tidak ada keterkaitan antar daerah.
Contoh analisis yang menggunakan shift share seperti mencari sektor yang mengalami perlambatan maupun percetapan pertumbuhan dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas, mencari sektor yang dapat bersaing dalam lingkup yang lebih luas, dan mencari komoditas yang dapat dijadikan sebagai prioritas pengembangan suatu wilayah dengan menggunakan data PDRB wilayah yang lebih luas (provinsi atau nasional) dan PDRB wilayah yang diteliti (kabupaten atau kota).
Kedua data tersebut akan dihitung berdasarkan rumus tiap-tiap bagian shift share yang kemudian menghasilkan dan menunjukkan rata-rata PP (perubahan sektor), rata-rata PPW (pertumbuhan pangsa wilayah), dan PB (pertumbuhan ekonomi wilayah lokal). Apabila PB > 0 atau PB = 0, maka  sektor tersebut progresif. Sebaliknya, jika PB < 0 maka sektor tersebut mundur atau tidak ada kemajuan.