Mohon tunggu...
hamimmahale
hamimmahale Mohon Tunggu... Nelayan - Penyeimbang

Apakah kamu tidak khawatir? Masih banyak pulau yang bisa dijelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Kumbang

12 Oktober 2024   00:48 Diperbarui: 12 Oktober 2024   01:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika matahari tepat berada di atas ubun-ubun kepalaku sepanas itu, takala biyasanya menjadi waktu yang tepat untuk laut.

Angin kumbang melagukan lautan diantara gelombang yang menghantam karang.

Mengapa gelombang meninggalkan karam dilambung prahuku, dan tak semestinya meninggalkan luka, dan sebisu ini aku rindu karam berdua, basah seorang.

Tidak menutup kemungkinan gelombang kan menghantam. 

Pulang! besok kita mengulang, antara pulang atau kelam.

Pulang! besok kita mengulang, antara doa yang dilangitkan atau harapan yang ditenggelamkan.

Pulang! besok pagi kita  menantang gelombang lautan.

Jongor, 15 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun