Motivasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, sebagai pengarah bertindak dan hasil yang akan diraih. Dalam konteks agama motivasi bisa dinisbahkan dengan niat, harapan dan tujuan yang hendak dikejar dan didapatkan.
Dalam prakteknya motivasi seseorang ada yang ditampakkan dan sebagian lain disembunyikan atau disamarkan. bagi yang disembunyikan memilik maksud bila gagal tidak terlalu kecewa dan tidak diketahui khalayak.
Mata rantai motivasi menentukan aksi dapatlah digambarkan seperti pegawai yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja, maka sang pegawai akan melakukan hal-hala yang produktif, sesuai dengan ketentuan perusahaan, tidak memedulikan imbalan apa yang akan diberikan oleh perusahaan, atau tidak peduli dengan mitra kerja yang cukup santai-santai saja. Sedang bagi pegawai yang lemah motivasi atau kurang mau mengembangkan motivasinya, kelompok ini akan bekerja dengan tenaga dan gairah pas-pasan, karena memandang dengan semangat kerja yang selama ini dicurahkan sudah cukup aman, tidak ada teguran atau punishment.
Perhatikan anak-anak, memiliki motivasi yang cukup tinggi dalam tingkah lakunya, selalu bersemangat dan bergairah, terlebih bila ingin mendapat sesuatu dari orang tua atau orang-orang yang bersamanya.Â
Selalu bergairah adalah kunci pokok memiliki motivasi tinggi, bergairah ketika makan akan melahap sajian dan menikmatinya, bergairah bercinta akan memperlakukan psangannya penuh dengan kemesraan dan kasih sayang, bergairah dalam bermasyarakat menunjukkan kepedulian yang tinggi dan senang berbagi.
Motivasi tinggi menguatkan daya juang, tidak begitu kompromi dengan halangan dan rintangan, tidak mudah loya dan menyerah ketika ada masalah, terus berjuang dan berkarya, meski tidak ada yang memberikan apresiasi.
Ups ! ingat alam semesta selalu memberi imbalan terhadap tindak laku penghuninya termasuk manusia, kejahatan akan dibalas seperti kejahatan itu dilakukan, namun kebaikan akan diberikan balasan berlipat seperti pohon yang berbuah melebihi dari biji yang ditanam, bahkan jumlahnya tak terhitung di setiap musim panen.
Secara garis besar motivasi dibagi dalam dua jenis yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal, masing-masing punya keistimewaan dan keunggulan, bahkan bila dikolaborasikan dari keduanya akan melahirkan aksi yang hebat, tenaga superman dan gairah yang membara.Â
Namun bila dipilah dan dipisah motivasi internal jauh lebih permanen dan konstan bahkan berkembang, karena motivasi ini lahir dalam diri untuk berbuat sesuatu, menghasilkan karya baik diminta ataupun tidak, karena tidak berpikir tentang imbalan atau respon dari orang lain.
Sementara motivasi eksternal memiliki modus, ada udang dibalik batu, bergairah sesuai dengan apa yang akan diraih atau dihasilkan, bahayanya bila ketika segenap kemampuan sudah dikerahkan dan hasil sudah optimal lalu imbalan yang diharap tidak datang, muncullah kekecewaan, putus asa hingga depresi