Tinggal beberapa hari lagi tahun 2024 akan berakhir, bahkan sekarang ini adalah minggu terakhir bulan Desember yang berarti bahwa sebentar lagi akan berganti bulan dan memasuki tahun 2025.Â
Caatatan hidup manusia bertambah seiring dengan tambahnya tahun atau lebih tepat dengan menuanya usia, sedih pasti ada, bahagia tentu pernah diraih, keberuntungan selalu hadir, kadang kegagalan juga menjadi bunga, maka saat yang tepat untuk mengkalkulasi, kebahagiaan dan kesedihan lebih banyak mana, bukan untuk membantingkan dalam hitungan matematis, lebih kepada kedamaian hati yang didapat dan dirasakan.
Mengkalkulasi diri bukan untuk membanddingankan dengan apa yang diraih oleh orang lain, semata untuk mengetahui apa penyebab dari kebahagiaan yang mudah hadir dan bisa dinikmati, dan mengapa kesedihan selalu mengiringi kegagalan.
Berbahagialah yang telah bergerak ke depan, entah dengan cara berjalan setapak demi setapak atau berlari kencang ? asal saja ada garis finish yang dituju, jangan asal jalan, bahkan lari secepat kilat, namun lupa tujuannya.
Berlari mengejar ketertinggalan adalah sebuah kebahagiaan, karena mengadari akan ketertinggalan, dan ini biasanya berkaitan dengan waktu dan target yang sudah dicapai, boleh jadi waktu sudah akan memberi sinyal time out, namun dengan lari semuanya masih bisa diraih.Â
kesungguhan adalah modal penting untuk mengejar ketertinggalan, karena akan membawa kepada alam mimpi yang telah dilukis dalam imajinasi. Seperti kendaraan patas atau kereta cepat bahkan pesawat, adalah sarana untuk mempercepat mencapai tujuan, kita juga bisa melakukannya, semsetapun akan membantu keseungguhan kita, jangan perbah merasa lelah untuk mengejar ketertinggalan, harapan selalu menghadirkan tenaga dan kemampuan
merasa tertinggal adalah kesadaran tertinggi dan kemauan untuk mengejar ketertinggalan adalah langkah tepat untuk mendapatkan target dan sampai padai tujuan lebih cepat
Mengejar Yang Tertinggal
Hamim Thohari Majdi
Lumajang 28 Desember 2024