Pernahkah masuk angin?
Padahal di sisi anda ada selimut
Musim panas, sebagian besar enggan berselimut, malam berjalan seperti biasa dingin menyelinap dalam ruang sunyi "di dalam panas, di luar dingin menukik tulang"Â
Mereka keluar rumah untuk mendapatkan angin dingin, dengan sengaja  karena panas yang tak tertahan, rela meninggalkan orang-orang dekat, para pujaan hati, sang kekasih, belahan jiwa.
Ada yang dilupakan, ketika suasana panas, mencari angin bukan solusi, apalagi menanggalkan selimut, hasilnya memang segarkan badan, namun lambat laun dingin menguasai badan, hingga menggigil.
"Mereka adalah selimut anda, dan anda adalah selimut mereka"
Setiap orang membutuhkan selimut, namum sebagian justru terganggu dengan keberadaan selimut, lalu ditanggalkan, diabaikan dan dianggap tidak berperan, meski dingim melanda,Â
Bagi pasangan suami isteri, adalah selimut berdua, menutupi kekurangan antar pasangan, memneri kehangatan di kala dingin, menjadi penghibur saat kecewa, menyemangati manakala sedang putis asa, dan memberi dukungan dalam memperjuangkan hatkat dan martabat keluarga.
Kekurangan bagi seseorang, bukanlah aib, di sinilah peran pasangan sebagaiselimut dibutuhkan menjadi kemasan yang menarik bahkan memukau. Pasangan sebagai selimut adalah harga diri yang melekat dalam jiwa sepasang kekasih. Tidak dipungkiri ketika kadar cinta berkurang, kebencian mulai menguasai, saat inilah hal-hal jelek terlihat jelas, dibarengi dengan sensitif negatif, mengobral hinaan mengaduk luka-luka.
Mengenakan selimut secara pantas, menutup badan agar tak tersentuh angin, jangan larena tidak enak hati, selimut ditanggalkan, dan tak lama kemudian masuk angin, mual dan dan enak badan.