Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masuk Angin Jangan Salahkan Selimut

6 Desember 2024   00:38 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:40 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang dini hari beberapa orangkeluar rumah mencari angim (Hamim Thohari Majdi)

Pernahkah masuk angin?

Padahal di sisi anda ada selimut

Musim panas, sebagian besar enggan berselimut, malam berjalan seperti biasa dingin menyelinap dalam ruang sunyi "di dalam panas, di luar dingin menukik tulang" 

Mereka keluar rumah untuk mendapatkan angin dingin, dengan sengaja  karena panas yang tak tertahan, rela meninggalkan orang-orang dekat, para pujaan hati, sang kekasih, belahan jiwa.

Ada yang dilupakan, ketika suasana panas, mencari angin bukan solusi, apalagi menanggalkan selimut, hasilnya memang segarkan badan, namun lambat laun dingin menguasai badan, hingga menggigil.

"Mereka adalah selimut anda, dan anda adalah selimut mereka"

Setiap orang membutuhkan selimut, namum sebagian justru terganggu dengan keberadaan selimut, lalu ditanggalkan, diabaikan dan dianggap tidak berperan, meski dingim melanda, 

Bagi pasangan suami isteri, adalah selimut berdua, menutupi kekurangan antar pasangan, memneri kehangatan di kala dingin, menjadi penghibur saat kecewa, menyemangati manakala sedang putis asa, dan memberi dukungan dalam memperjuangkan hatkat dan martabat keluarga.

Kekurangan bagi seseorang, bukanlah aib, di sinilah peran pasangan sebagaiselimut dibutuhkan menjadi kemasan yang menarik bahkan memukau. Pasangan sebagai selimut adalah harga diri yang melekat dalam jiwa sepasang kekasih. Tidak dipungkiri ketika kadar cinta berkurang, kebencian mulai menguasai, saat inilah hal-hal jelek terlihat jelas, dibarengi dengan sensitif negatif, mengobral hinaan mengaduk luka-luka.

Mengenakan selimut secara pantas, menutup badan agar tak tersentuh angin, jangan larena tidak enak hati, selimut ditanggalkan, dan tak lama kemudian masuk angin, mual dan dan enak badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun