Begitu nyaring bunyi sound System, seperti ada hajatan, para pedagang kaki lima memadati jalanan, sepanjang arena perhelatan yang diselenggarakan oleh TPQ Al Furqon Jatiroto, dalam acara peringatan maulid Nabi, wisuda juz 30 dan imtihan.
Seperti biasanya acara dihelat dihiasi pertunjukan seni, yaitu drum band, namun kali ini lebih lengkap ada pentas seni santri. Bila dirunut dari semua penampilan santri tidak begitu melekat hubungannya dengan Kegiatan Belajar Mengajar di TPQ ini. Mengapa begitu pertunjukan meliputi tarian-tarian meski pernuansa religi, dengan gaya secukupnya dan diiringi lagu-lagu religi.
Dari sepuluh penampilan sembilan sembilan  di antaranya adalah menari, dan sisanya  pencak silat tapak suci. Tampilan santri ini menjadi kunci ketenangan wali santri dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka ingin melihat penampilan putra putrinya, sangat seru dari cerita sejak ada latihan dan gladi bersih.
Pentas seni santri, merupakan inovasi untuk mengaduk kejenuhan para santri dengan mengeksplorasi kompetensi yang dimiliki dab trend masa kini.
Generasi zaman now fokus belajarnya bersaing dengan main game, nonton you tube, dengarin musik, dan aktivitas lain yang lebih seru, merajuk merayu-rayu.Maka pandai-pandailah guru menciptakan suasan belajayr yang menyenangkan.Â
Pertanyaannya, mengapa harus tarian, nyanyian atau pertunjukan ? hal ini berkaitan dengan dominan kecerdasan anak masa kini, bila ditinjau dari kaca mata kecerdasan majemuk, meliputi kecerdasan Kinestik dan musik.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan kinestik, banyak dipandang sebagai anak liar, suka lari ke berbagai tempat, tidak memiliki rasa capek, maka tarian dan pertunjukan pada hakikatnya adalah memberi ruang gerak penyalurang energi dan kecerdasan koordinasi gerak tubuh secara ritmik untuk melakukan sesuatu. Dalam proses kegiatan belajar mengajar anak-anak tipe ini sangat sulit diminta duduk terlalu lama atau berlama-lama, banyak gerak dan tingkah yang dipertunjukan di depan guru atau teman lainnya.
Pemberian pelajaran tambahan atau pelengkap seperti tarian dan nyanyian, haruslah ada prasyarat yang disepakati bersama anatar guru dan siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan. Jangan sampai kegiatan tambahan ini mengalahkan bahkan menghilangkan pembelajaran sebagai kegiatan utama.Â
Komitmen untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar menjadi pasword atau tiket agar bisa melakukan kegiatan ekstra, sehingga ada kompetisi antara siswa dan guru, agar pembelajaran berjalan serius tetap santai, tepat waktu dan capaian. Kegiatan ekstra menjadi daya tawar yang menarik. Wal hasil santri beserta orang tua sangat mendukung kegiatan ini, bahkan sebagian orang tua yang anaknya tidak disertakan dalam penampilan, secara sopan melakukan negosiasi agar anaknya tampil, apapun peran yang diberikan, "yang penting tampil".