Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenang Kebaikan Guru dan Kebaikan Orang Tua

15 Juni 2024   16:17 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:12 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Tali Asih Untuk Guru/dokpri

Hari ini ini musim Nikah bersamaan dengan musim pelepasan siswa, salah satu peristiwa dalam pelepasan siswa adalah pemberian tali asih kepada guru, hal ini menunjukkan betapa jerih payah guru untuk mendidik dan mengasuh siswa, tidak hanya mengorbankan waktu, pikiran, juga hal paling penting adalah perasaan (emosi).

Guru yang menerapkan peran sebagai pengasuh, tidaklah lagi memandang kekurangan siswa, bahkan para guru lebih mengedepannya eksplorasi sumber kekayaan diri siswa, agar siswa tumbuh optimal sesuai usianya. Betapa banyak anak-anak sekarang mengalami keterlambatan pertumbuhan, baik motorik kasar ataupun motorik halusnya. Sehingga menjadia beban sosial bagi anak dan orang tua 

Meski tanggung jawab pengasuhan seorang anak adalah orang tuanya, tidak berarti anak harus diasuh sepenuhnya oleh orang tua, atau sebaliknya anak harus mendapatkan pengasuhan dari orang tua sepenuh hati dan sepenuh waktu. Di sinilah betapa pentingnya melakukan pengasuhan secara formal, melalui lembaga pendidikan, bukan hanya karena keterbatasan keterampilan orang tua, atau waktu yang dimiliki. Hal yang tidak disadari bagi orang tua ketika dilakukan pengasuhan secara formal adalah pembelajaran komunikasi dan hidup bersama.

Anak-anak yang diasuh dalam lingkungan keluarga (ayah dan ibu), berbeda pertumbuhan sosialnya dengan anak-anak yang mengikuti pengasuhan dalam lembaga formal. Dalam lingkungan lembaga pendidikan formal anak-anak berkumpul dengan anak-anak seusianya, tentu anak-anak tidak dibiarkan melakukan sesuka hatinya, anak-anak diarahkan dan dipandu dalam beraktivitas oleh gurunya dengan panduan kurikulum yang telah ditetapkan oleh lembaganya.

Seperti yang dilakukan oleh Tempat Penitipan Anak (TPA) TAAM QUBA Lumajang, didapat perkembangan anak yang masih  berusia satu tahun sudah mampu berkomunikasi dengan lingkungan yang ada meski masih dalam bentuk bahasa non verbal, menunjuk suatu tempat atau suatu barang yang diinginkan.

Pengakuan salah satu orang tua, ketika mendapati anaknya tidak mau makan, maka justru anaknya dibawa ke tempat penitipan, mau tahu alasannya ? ternyata ketika anaknya berada di tempat penitipan dan bertemu dengan anak-anak seusianya, makannya menjadi mandiri dan lahap, hal ini disebabkan anak-anak lebih tertarik makan ketika bersama temannya, dan yang tidak kalah penting, anak tidak pilih-pilih makanan.

Guru-guru sangat telaten sebagai pengasuh, melipat gandakan kesabaran dalam mengasuh, mulai belajar berbicara, belajar makan, bahkan bagaimana bereaksi, seperti anak-anak melambaikan tangan ketika berjumpa dengan teman, atau melambaikan tangan saat hendak berpisah, hal ini sangat mengharukan, dan tentunya lucu banget.

Kalau bukan kesungguhan guru, mungkin saja anak-anak akan tumbuh liar, bergantung dari lingkungan yang ada dan pola pengasuhan yang diterimanya. 

Hari ini, sabtu tanggal 15 Juni 2024 Taman Penitipan Anak (TPA)  dan Kelompok Bermain (KB) TAAM Quba, di bawah naungan yayasan Bahrusysyifa Bagusari Lumajang mengadakan acara pisah kenang, di auditorium yang difasilitasi oleh Institut Teknologi dan Bisnis ITB Widya Gama Lumajang.

Layaknya menonton bioskop atau pertunjukan seni, penampilan anak-anak yang imut-imut menjadikan para orang tua tersenyum bahkan tertawa, apalagi ketika sang anak berada di panggung lalu bertiak "ayah", spontan menjadi riuh. Namanya juga anak-anak penampilan masih perlu didampingi oleh para guru, seperti permainan sirkus ada pawang yang siap mengarahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun