Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Mengubah Nasib di Perairan

8 Februari 2024   21:49 Diperbarui: 8 Februari 2024   21:52 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TUhan mengjadirkan Nasib setiap anak Adam bersamaan pemenuhan kebutuhannya, di manapun tempat tinggalnya, Tuhan menebar nikmat (rizki) bagi hambaNya di seluruh kolong semesta.

Rizki manusia secara alami dekat dengan tinggalnya, pun bila ada yang harus menjadi pelancong atau ke kuar daerah untuk mencari nafkah, maka itu bagian dari pembanding dan ikhtiar untuk menjadi lebih baik.

Tempat lahir dan pengasuhan memberi partisipasi positif atas terbentuknya mental dan karakter, dari sinilah kemidian ada sebutan anak pantai, anak gunung dan sejenisnya. Semua memiliki keiatimewaan masing-masing hasil dari tempaan alam yang membawabnya tumbuh kembang.

Seperti di daerah pantai, keseharian bergelut dengan air, dan hidupnya bergantung dengan air, Tuhan menciptakan perairan di dalamnya tumbuh dan teraimpan banyak hal, tentu saja untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hwan-hewan peraian utamanya laut pemasok kebutuhan lauk yang menguatkan fungsi otak dan mendayagunakan berpikir lagis.

Perairan sebagai gantungan sumber kehidupan menjadi bagian penting yang bisa melahirkan tantangan dan peluang baru bila dikelola secara unik dan mendangbdarinsisi kreativitas. Sehingga tantangan yang ada dipahami sebagai peluang baru yang bisa dihadirkan untuk memberi solusi agar lebih efwktif dan efesien.

Banyak hal-hal sepele sirendahkan, sehingga tidak mampu mencari nilainl tambahnya, apalagi melihat seauatu yang besar kemungkinannya akan ditinggal lari. Karena merasakan begitu berat bebean dipikul

Tantangan Mengubah Nasib di Perairan

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 8 Pebruari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun