Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiru-tiru Itu Penting

3 Februari 2024   23:12 Diperbarui: 3 Februari 2024   23:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan eranya, istilah studi banding yang dahulu sangat populer sebagai ikhtiar untuk mendapatkan pembanding dari apa yang sudah dialkjukan, sehingga bisa mencadi pemicu untuk berbenah diri. kini studi banding berubah nama menjadi studi tiru, sebagai hal yang positif sebagai wahana belajar (ngangsu kaweruh-jawa).

untuk melakukan perbaikan kini sudah banyak lembaga yang bisa dicontoh, tidak diperlukan lagi upaya penelitian hingga menemukan konsep baru, saat ini studi tiru bisa dilakukan secara virtual, tanpa harus melakukan temu muka dengan obyek yang dikehendaki, cukup mengakses informasi yang ada di internet, tinggal menunjuk lembag yang diingin, lalu bisa ditiru hal-hal baru, tanpa harus dibanding-bandingkan terlebih dahulu.

Studi tiru atau lebih mudah disebut dengan tiru-tiru merupakan upaya kerja yang efektif dan efesien, mendapatkan pengetahuan yang sudah diuji (diterapkan) dan nyata hasil positifnya. karenanya sangat penting bagi seseorang atau lembaga melakukan upaya titu-titu supaya ingin maju.

Catatan penting dalam tiru-tiru harus mengenal prinsip Amati Tiru Modifikasi (ATM) bukan Amati Tiru Plek (ATP), karena ATP bisa saja konsep yang ditiru baik, tetapi situasi dan ketersediaan sumberdaya tidak sama, sehingga kemungkinan gagal lebih besar. Sedang ATM memberikan kelonggaran untuk mengadaptasikan, modifikasi inilah yang membuat sebuah konsep bisa diterapkan secara bertahap atau secara keseluruhan setelah memahami kondisi diri dan lingkungan.

Modifikasi sebagai upaya untuk menambah warna dari apa yang ditiru, memberi tambahan nilai dan mudah untuk dilaksanakan. Tiru-tiru sangatlah penting agar bisa meniru untuk kemajuan, bukan meniru asal tiru tanpa tujuan, alias mengekor. Meniru adalah upaya positif untuk menyamakan derajat atau kelas dengan yang ditiru, hal inilah yang membuat kehidupan semakin berwarna dan bermutu.Karena yang ditiru tidak akan berhenti di sini saja, tentu akan terus menyembangkan kepada sistem yang lebih baik lagi, menyederajatkan dengan situasi terkini.

Tak perlu malu untuk meniru, ketika dilakukan secara legal, termasuk studi tiru melalu media, berarti sudah diberikan hak peniruan oleh yang memposting, dari pada melakukan perumusan sendiri hingga pusing tujuh keliling, eranya berbeda, sekarang semuanya sudah tersedia

Tiru-Tiru Itu Penting

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 3 Pebruari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun