Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panggung Ekspresi dan Apresiasi

28 Januari 2024   18:58 Diperbarui: 28 Januari 2024   19:11 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AGIK dan Ayu Musisi dan Vokalis cilik sedang pementasan (Hamim Thohari Majdi)

Setiap minggu Destinasi Dalan Tegalan (DDT) dusun Pasinan Desa Karangbendo Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang kini dimeriahkqn oleh penampilan musik elekton, sambil menikmati masakan tradisional pengunjung bisa bersantai ria mendengarkan alunan musik, bahkan bisa turut bernyanyi.

Minggu ini, entah sudah yang ke berapa ada penampilan anak anak dari A2 entertaimen dengan menampilkan vokalis Ayu diiringi musik elokton oleh Agik dari desa Wonokerto Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang. Dengan rampak keduanya menghibur para pengunjung, beberakali ada yang minta duet karena Ayu memiliki suara merdu.

Tidak kalah seru para pemain kawakan gruo musik Renata (salah satu grup musik di Lumajang kala itu) turut manggung dengan membawakan lagu-lagu nostalgia dari raja dangdut Rhoma Irama. Hingga membuat para penontan bergoyang.

Keberadaan panggung minimal memberi dua makna bagi penampilnya yaitu sebagai wahana ekspresi dan aprepresiasi. Seperti halnya para musisi kawakan yang tidak lagi sering manggung, karena banyaknya grup musik baru yang digawangi anak-anak muda lebih digemari dengan lagu-lagu kekinian, maka dalam hal ini panggung memiliki arti penting untuk menghargai keberadaan mereka yang tenar di masa dan kini redup tersilaukan dengan sinar baru yang lebih besar. 

Dapat diperhatikan betapa sekarang bermunculan grup musik tembang kenangan, sebagai wahana mengekspresikan talenta yang telah dikembangkan di masa lalu. Sehingga mereka meningkat harga dirinya, karena satur rasa satu karsa satu generasi. Dengan begitu membuat mereka nyata ada di alam semesta dan bisa berekspresi sesuai talenta masing-masing. Wahana eksoresi inlah menjadikan panggung memiliki catatan  sejarah mengenang perjalanan hidup, membuabg duka, mengubur kepiluan dan menatap masa depan dengan seuntai harapan, di kala senja yang menyenangkan dan merindukan bersama keluarga atau sahabat tercinta. 

Sisi lain keberadaan panggung adalah untuk mengaoresiasp, memberi ruang untuk eksplori bakat yang sudah ada untuk dikembangkan lebih luas lagi, berapa kali manggung akan memoengaruhi kemantapan skilnya, menguasi panggung bahkan menghipnotis penonton, secara lincah  pergerakan ke mana hendak disuka, itulah kemudian disebut dengan jam terbang.

Mengapresiasi karya  menjadikan terpacu untuk meningkatkan skil dan kompetensinya, sehingga memperbanyak latihan, mengulang berkali-kali. Seperti rumus sirkus menyatakan bahwa latihan adalah induk dari keterampilan.

Patut diapreaiaai pula para pemilik panggung yang tidak saja menjadikan sebagai tempat hiburan, juga memberi kesemoatan untuk nerkaier atau tampil lebih sempirna.

Panggung Ekspresi dan Apresiasi

Oleh : Hamim Thohari Majdi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun