GAYA KOMUNIKASI MENENTUKAN KESEHATAN JIWA DAN RAGA
"Beberapa kejadian nampak bahwa komunikator  yang selalu memaksa komunikan untuk menuruti kemauannya, mereka sangat rapuh jiwa raganya mudah diserang penyakit. Sedang mereka yang santun yang memanusiakan manusia dalam berkomunikasi sangat tampak ketenangan jiwanya, sehat lahir batin"
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar dalam berinteraksi atau bersosial, tidak saja bertujuan agar pesan yang disampaikan diterima dan mendapat respon atau umpan balik (balasan), lebih dari itu ada ruh yang menyertainya.
Peran utama dalam komunikasi adalah komunikan dan komunikator, pesan dan ekspresi. Menurut Jalaludin Rahmat komunikasi efektif itu harus menghasilkan ; pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin membaik dan adanya tindakan.
Memperhatikan komponen komunikasi yang efektif sebagaimana tersebut di atas, maka harusnya setiap komunikasi menghasilkan keriangan, meringankan beban, mempererat hubungan dan mau melakukan tindakan-tindakan yang diharapkan. Maka komunikasi diharapkan menjadikan umat manusia sehat, karena masalah-masalah kehidupan sudah mendapatkan pertolongan dan kesulitannya menemukan jalan keluar.
Namun dalam prakteknya, terdapat hambatan-hambatan dalam komunikasi, sehingga menjadikan hal yang baik kian memburuk, hubungan yang sudah erat kian melonggar, kepedulian menjadi acuh tak acuk, kesenangan berubah duka, proaktif menjadi enggan bertindak. Effendi menyebut beberapa hambatan komunikasi, di antaranya : perbedaan persepsi, reaksi emosional, tidak konsistenan komunikasi verbal dan non verbal, kecurigaan dan tidak adanya timbal balik.
Hambatan-hambatan komunikasi ini tidak saja memperlambat komunikasi antara komunikator dan komunikan, lebih jauh dari itu dapat mengganggu kesehatan kedua belah pihak, dan semuanya bergantung dari ketangguhan jiwa masing-masing individu. Karenanya untuk mendapatkan kesahatan prima dan hidup bergairah, berkomunikasilah secara efektif, sehingga proses komukasi berjalan lancar, pesan yang disampaiakan dapat dimengerti dan feed backnya tepat sesuai tujuannya.
KOMUNIKASI TRANSENDENTAL
Manusia sebagai ciptaan dari Tuhan, maka tidaklah bisa lepas begitu saja dalam kehidupannya, termasuk alam berkomunikasi haruslah melibatkan unsur Ketuhanan agar terjadi harmoni dan kedamaian.
Nina W. Syam dalam bukunya yang berjudul Model-Model Komunikasi Perspektif Pohon Komunikasi menyebut, sebagai salah satu wujud berpikir tentang bagaimana menemukan hukum-hukum alam dan keberadaan komunikasi manusia dengan Allah Swt. atau antar manusia dengan kekuatan yang ada di luar kemampuan pikir manusia yang bersifat Ilahiah dan keberadaannya dilandasi oleh rasa cinta.