PENGASUHAN DI MASA KEHAMILAN MASIH DIANGGAP MITOS
Kehamilan adalah pertanda awal menjadi orang tua, naiknya tanggung jawab pasangan suami, baik sebagai anak yang pertama ataupun anak urutan berikutnya, maka ada tambahan beban tidak saja membuat nyaman suami kepada  istri karena di dalam kandungannya sedang proses reproduksi. ini salah satu bagian dari pernikahan
Di saat tanda-tanda kehamilan sudah menjadi jelas, bersamaan dengan itulah masa pengasuhan dimulai, orang tua harus menyiapkan diri mengasuh dengan pemenuhan gizi, kasih sayang dan membangun cita-citanya.
Pada masyarakat tertentu pengasuhan di masa kehamilan masih ada yang  mengganggap sebagai mitos, hal ini dilandasi dari pola pikir orang tua menjadikan logika sebagai penentu kebenaran, bukan cerita dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, namun orang tua muda sekarang berpikir dengan landasan teori dan menyajikan bukti.
Maka bagi orang tua yang melek pengetahuan berusaha untuk mencari penjelasan ilmiah atas mitos-mitos yang berkembang berkaitan dengan masa kehamilan, seperti tidak boleh kalungan sarung, bisa menyebabkan anak lahir terlilit usus, mengusap perut dan mengucap "amit-amit jabang bayi" bila melihat suatu peristiwa buruk, agar kelak tidak menimpa pada diri sang bayi, dan hal lain yang difatwakan oleh para leluhur.
Adanya rirual pada masa kehamilan seperti "neloni", yaitu upacara menyambut genapnya usia kehamilan tiga bulan, "tingkepan" pada masa kehamilan tujuh bulan, dianggap oleh orang tua milenial sebagai sesuatu mitos.
Namun apapun yang dipahami oleh orang tua milenial terhadap kultur leluhurnya sebagai mitos, sama halnya pendapat para ahli perkembangan atau dalam psikologi perkembangan masa lalu tidak ditemukan pembahasan pengasuhan masa kehamilan. Oleh karena itu ada baiknya mengetahui bahwa saat ini psikologi perkembangan telah menetapkan ada tiga masa dalam kehamilan meliputi ; germinal, embrio dan janin.
PROSES GERMINAL
Merupakan fase awal sebelum kehamilan, fase germinal disebut juga Zigot atau nutfah (setets air hina) sebahan untuk reproduksi laki-laki berwarna putih  yakni sel sperma dan perempuan berwarna kuning yakni warna inti indung telur.
Ketika proses pembuahan, bila kromoson dan gen laki-laki lebih unggul daripada perempuan, maka Tuhan mentakdirkan terciptanya anak laki-laki. Sebaliknya bila kromosom dan gen perempuan lebih unggul dari laki-laki maka takdir yang ditetapkan Tuhan adalah anak perempuan.