Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebegitu Tidak Pentingnya Skripsi

1 September 2023   21:28 Diperbarui: 1 September 2023   21:31 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak selamanya Skripsi Menjadi cermin Diri Mahasiswa (Hamim Thohari Majdi) 

Sudah lama, skripsi menjadi wajah angkernya bagi mahasiswa di semester akhir, palang pintu kelurusan ini telah menyiutkan  nyali dan menimbulkan stres berat, bagi para mahasiswa yang kurang demen dengan dunia penelitian dan tulis menulis.

Betapa tidak, menulis merupakan pekerjaan yang begitu berat, mengumpulkan kata perkata dan dirangkai dalam kalimat yang tersusun secara sistematis dengan kaidah-kaidah tertentu. 

Kemajuan teknologi dan meningkatnya piranti tulis menulis, sejatinya mempersempit kebebasan dalam menulis. Plagiasi ! adalah musuh pagi mahasiswa yang hobinya kopi paste.

Dua hal penting dalam pembuatan skripsi adalah kemampuan penelitian dan dan kesenangan penulisan. Seperti diketahui bahwa menyusun skripsi tidak sama dengan menulis cerita, harus berdasarkan fakta diteliti akar permasalahannya dan dikaji berdasarkan teori yang ada sesuai dengan program studi dan judulnya. 

Penelitian bisa dilakukan bersadar kepada kajian kepustakaan, mencari pembanding dan penguat dari pendapat-pendapat para ahli yang ada dalam buku/ Sementara penelitian lapangan harus benar-benar ada kesenjangan dalam praktek dan terakhir adalah penelitian laborat.

Membutuhkan tambahan biaya dan waktu ketiika melaksanakan penelitian, masalahnya negara belum bisa sepenuhnya membiayayi para mahasiswa yang sedang penelitian untuk penyusunan skripsi. Tambahan waktu menjadikan mahasiswa memupuk jemu.

Anehnya ketika mahasiswa usai menyusun skripsi seperti iklan obat "bablas angine..." ada yang tidak membekas dan tidak mencerminkan diri dari apa yang ditulis. Padahal hakiki skripsi adalah menguatkan sarjana sebagai seseorang yang ahli dalam bidang seperti yang ditulis.

Sebegitu tidak pentingnya skripsi, sehingga banyak jalan yang ditempuh oleh mahasiswa untuk meringkas cerita pembuatan skripsi yanpa pusing tanpa pening. Lalu di lingkungan perguruan tinggi skripsi menjadi salah satu bisnis menarik dengan kemasan menolong dan mempermudah jalan hidup menjadi sarjana.

Andai saja skripsi itu penting, maka mahasiswa menjalaninya penuh keriangan, dengan segenap suka cita dan menjadi kebanggaan. Skripsi menjadi sakral dan menambah derajat kesarjanaan.

Tentu saja berharap, hilangnya skripsi dari perguruan tinggi tidak mengurangkan kadar keilmuan seorang sarjana, masih banyak atribut untuk disematkan pada diri sarjana selain skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun