Dengan landasan cinta kasih pasangan suami istri, maka komunikasi berjalan dengan lancar, pesan terkirim dengan mudah, penerima pesan sangat paham dengan maksud pesannya, pun toh bila ada kesalahan tafsir dari pesan yang dikirim, pun akhirnya saling memahami, saling memaafkan dan berakhir dengan canda tawa yang renyah meriah.
Lain halnya dengan rumah tangga yang berangkat dari keterpaksaan, maka adaptasi komunikasi di awal perkawinan lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal, isyarat, gerakan dan kekakuan aktivitas, malu-malu enggan.
Tidaklah dipungkiri, bila rumah tangga dibangun dengan cinta yang tidak penuh, baik setengah hati atau separuh ukuran, bisa menuju kepada kesempurnaan, bisa juga menuju titik nol kemusnahan dan kekeringan cinta kasihnya.
HARUSNYA RUMAH TANGGA
Membangun komunikasi dalam rumah tangga sangat penting, karena salah satu kendalah berkomunikasi adalah dengan orang dekat, maksudnya dengan adanya kedekatan emosional menjadikan komunikasi tidak sejernih dan selancar aliran air dari muara.
Banyak diabaikan, etika berkomunikasi dalam berumah tangga, beda dengan komunikasi di publik sebagai upaya meraih kepercayaan dan citra diri.
Komunikasi sosial dalam lingkup publik menghasilkan relasi taktis cepat dan tepat, berebut di depan dan paling pelopor. Sedangkan komunikasi domestik (rumah tangga) sebagaian sudah adaa yang luntur etikanya, mengumbar sarkas dan bahasa-bahasa yang mengandung buangan amarah.
Harusnya komunikasi dibangun dengan lingkup gairah dan dekatnya hubungan kekeluargaan, secara spontanitas dan penuh kepedulian. Misal seorang ayah sedang membetulkan lampu memakai tangga dari bambu, maka tanpa disuruh istri langsung memegangi agar sang suami tenang dan aman bisa mengganti bola lampu yang mati, sementara sang anak juga menanyakan kepada ayahnya "bola lampu yang baru sudah dibawa yah?". Semuanya peduli menunjukkan suasana harmonis dan romantis.
BUKAN RUMAH TETANGGA
Komunikasi yang diciptakan dalam rumah tangga tidak seperti bertetangga, satu rumah (satu atap) secara fisik namun jiwanya seakan-akan tidak berada di tempat, serasa berada di rumah tetangga.
Betapa tidak, bilik dan ruang yang ada dalam rumah tangga seakan menjadi skat, menutup dan membangun ruang privasi, tidak boleh dimasuki oleh orang lain, meskipun orang tua.