Di setiap penghujung tahun pelajaran selalu mengemuka suara-suara seakan-akan mengecam program membaca, menulis dan berhitung pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). "belum waktunya anak diajarkan membaca, anak-anak masih waktunya bermain" komentarnya
Kecaman  tersebut di atas sejatinya merespon program Penerimaaan Peserta Didik Baru di Sekolah Dasar (SD) melalui tes dan sekarang bahasanya diperlunak menjadi pemetaan.
Nyatanya entah menggunakan istilah seleksi atau pemetaan dengan mengukur kompetensi membaca, menulis dan berhitung. Sehingga para orang  tua panik, buah hatinya tidak diterima di sekolah dambaannya.
So, bila di sekolah tidak diajarkan calistung, orang tua main belakanng dengan gurunya, menitipkan anaknya belajar di rumah guru. Atau belajar di lembaga kursus dan perorangan.Â
Untuk melarang atau memberhentikan proses pemetaan dengan mewajibkan calon siswanya bisa calistung, sangatlah sulit dan butuh kesadaran para pengelola pendidikan  tingkat SekolahÂ
TIDAK BISA MEMBACA ITU KUNO
Menuju realita kekinian bahwa anak-anak dihadapkan dengan banyak hal dengan persyaratan bisa membaca. Bisa diperhatikan anak-anak sudah akrab dengan android dan mereka sudah leluasa biasa mengoperasionalkan.
Apakah mereka mengoperasionalkan aldroid dengan tidak sengaja ? mencoba-coba kebetulan bisa dan kemudian diulang-ulang? tampaknya spekulasi ini kurang tepat, anak-anak belajar dengan simbul-simbul yang ada di panel.Â
 Anak-anak usia PAUD dan tidak bisa membaca di hari begini, apa kata dunia !, anak-anak sudah mewajibkan dirinya untuk bisa baca, anak-anak belajar dengan cepat walau tidak di bangku pendidikan formal, mereka belajar melalui sarana yang ada, televisi, tulisan-tulisan di mal, bener dan lainnya.
OLIMPIADE TINGKAT PAUD