Dampak dari pujian yang diberikan oleh si jempol akan direspon dengan baik oleh si manis atau jari manis, hal mana bahwa jari manis ini merupakan tempatnya pemanis, seperti cincin yang senantiasa disematkan di jari manis. Sangat indah dan tampak auranya.
Sebagai pemanis akan menjadikan indah dan semakin sempurna sesuatu hal, sebagai asesoris dan kemasan penambah nilai. Â Jari manis memiliki kompetensi kecerdesan musikal, pemuja kebenaran dan seni. Seperti di zaman Romawi yang digambarkan sebagai Apollo sebagai saudara kembar perempuan Artemis (www.jawapos.com)
Hidup adalah seni, semua bidang membutuhkan seni untuk meluaskan daya pikat daya jelajah, seperti seni memimpin, seni memasak, seni berkomunikasi atau membangun hubungan dan lainnya.
Hal yang tidak dapat dilupakan ketika seseorang menuding sebagai penyebab hadirnya masalah, perlu seni untuk menyelesaikan, melibatkan jari manis berarti membutuhkan kesantunan dan seni agar semuanya tampak baik-baik saja, semakin tergugah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Bagi jari manis kesetiaannya kepada kebenaran harus diperjuangkan dengan cara yang cantik, tidak dengan kekerasan, melalui dimensi maskulinitas sebagaimana yang dikatakan Hofstode berkaitan dengan dimensi budaya.
Sesuatu yang dibalut dengan nilai seni atau estetika akan menjadikan  lebih gemerlap seperti kilauan emas, kuningnya memancar dan membuat orang lain tertarik. Keharmonisan dan ritmik menjadi daya tarik dalam setiap pergerakan.
PERAN PENTING JARI KELINGKING
Jari kelingking bahasa Jawa disebut dengan Jentik, maknanya mengutak-atik, namun jangan mengutak-atik kehidupan orang lain. Merupakan lambang kesetiaan atau komitmen yang tinggi. Apapun kesusahan yang dirasakan dan kesedihan yang dialami jangan sampai membuyarkan komitmen kebersamaan.
Berpikirlah kreatif untuk mencari solusi. Jari kelingking memiliki kecerdasan interpersonal. Jago diplomasi, lebih menyukai berpikir dari pada bicara. Artinya bila ada kesalahan gunakan akal sehat, bicaralah setelah melalui proses berpikir yang benar.
Sebelum menyalahkan pihak lain, pilihlah kata yang tepat, pikirkan apa yang bisa mereka terima, sampaikan secara diplopmatis jangan menunjukkan realitas yang sesungguhnya. Memang jari kelingkih ini lebig senang menggunakan komunikasi non verbal, lebih menyukai sandi atau simbul-simbul tertentu, bicaranya hemat, namun mudah dimengerti.
Bisa diperhatikan bagaimana jari kelingking membersihkan kotoran hidung dan kotoran telinga, itulah pekerjaan jari kelingking yang tidak bisa dilakukan oleh jari lain. Hindari Killer word, kata-kata kejam atau meremehkan, karena tidak memiliki kedamaian untuk orang lain, bahkan akan membenci dan menghindar.