Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendialogkan Masalah dengan Al-Qur'an

8 April 2023   12:59 Diperbarui: 8 April 2023   13:11 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda atau petunjuk adalah  untuk mengarahkan namun tak semua orang mau diarahkan (Hamim Thohari Majdi)

PETUNJUK MENUJU JALAN PENUH NIKMAT

Seperti tema bahasan bahwa al-Qur'an adalah petunjuk dan berisikan tentang penjelasan atas petunjuk yang ada di dalamnya,  maka ada baiknya berselancar untuk mengetahui petunjuk jalan yang penuh kenikmatan. Hakiki sifat manusia adalah mengejar kenikmatan setelahnya baru menghindar kesengsaraan, maka secara naluriah orang akan mencari dan menuju jalan yang penuh kenikmatan.

Kata "huda" (petunjuk) dengan berbagai derivasinya dalam ensiklopedia al-Qur'an tertera dalam al-Qur'an sebanyak 306 kali, Sedangkan dalam Mu'jam Mufahras menyebut ada 307 dalam 61 surat. Artinya banyak macam petunjuk yang ada dalam al-Quran untuk menuju jalan kenikmatan atau jalan Tuhan. 

Dalam tulisan ini mengetengahkan petunjuk seperti yang tertera di awal surat al-Baqarah ( 1- 5) yang artinya :

  • Alif Lam Mim
  • Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa
  • Yaitu orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan Shalat dan menginfaqkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
  • Dan mereka yang beriman pada (al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan  sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya hari kiamat.
  • Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

KEBERUNTUNGAN BAGI YANG MENDAPAT PETUNJUK

Konteks Ramadan disebut  bulan diturunkannya al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa sangatlah berkait erat dengan tujuan puasa yaitu menjadikan hamba-hamba yang bertaqwa. 

Maka dengan mudahlah diketahui dan dipahami, bahwa siapapun yang menginginkan melalui jalan penuh nikmat, haruslah meyakini alam ghoib (yang tidak kasat mata, diyakini adanya seperti malaikat, jin, udara dan lainnya). Melaksanakan Sholat yang diwajibkan lima waktu dan sholat sunnah berdasarkan syarat dan ketentuannya. Berinfaq dari sebagian harta (perintahnya hanya sebagian bukan keseluruhan, karena Allah mengetahui bahwa harta adalah bagian yang disenangi oleh manusia).

Di samping hal-hal di atas, ada hal lain sebagai  syarat mendapatkan jalan kenikmatan yaitu mengimani berita dan ajaran yang ada dalam kitab suci baik al-Quran atau kitab lain sebelumnya yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya (Taurat kitab Nabi Musa, Zabur kitab Nabi Daud, Injil kitab Nabi Isa). Dan mereka yakin akan adanya hari akhir.

 Kerika seseorang melaksanakan amalan jalan menuju takwa, itulah orang yang mendapat petunjuk dan sebenar benarnya petunjuk, lalu kenikmatan bagi orang yang mendapat petunjuk baginya akan selalu mendapat keberuntungan (untung- nilai tambah atau pertambahan nilai)

NASIB BAGI YANG TIDAK MENERIMA PETUNJUK

Dua hal pengertian dengan kata menerima yaitu adanya pemberian dan adanya pembenaran. Sebagaimana Kamus Besar Bahasa Indonesai memberikan makna menerima yaitu ; menyambut-mengambil, mengesahkan-membenarkan-menyetujui, mendapat atau menderita, menganggap, mengijinkan dan mau atau bersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun