PETUNJUK MENUJU JALAN PENUH NIKMAT
Seperti tema bahasan bahwa al-Qur'an adalah petunjuk dan berisikan tentang penjelasan atas petunjuk yang ada di dalamnya, Â maka ada baiknya berselancar untuk mengetahui petunjuk jalan yang penuh kenikmatan. Hakiki sifat manusia adalah mengejar kenikmatan setelahnya baru menghindar kesengsaraan, maka secara naluriah orang akan mencari dan menuju jalan yang penuh kenikmatan.
Kata "huda" (petunjuk) dengan berbagai derivasinya dalam ensiklopedia al-Qur'an tertera dalam al-Qur'an sebanyak 306 kali, Sedangkan dalam Mu'jam Mufahras menyebut ada 307 dalam 61 surat. Artinya banyak macam petunjuk yang ada dalam al-Quran untuk menuju jalan kenikmatan atau jalan Tuhan.Â
Dalam tulisan ini mengetengahkan petunjuk seperti yang tertera di awal surat al-Baqarah ( 1- 5) yang artinya :
- Alif Lam Mim
- Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa
- Yaitu orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan Shalat dan menginfaqkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
- Dan mereka yang beriman pada (al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan  sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya hari kiamat.
- Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
KEBERUNTUNGAN BAGI YANG MENDAPAT PETUNJUK
Konteks Ramadan disebut bulan diturunkannya al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa sangatlah berkait erat dengan tujuan puasa yaitu menjadikan hamba-hamba yang bertaqwa.Â
Maka dengan mudahlah diketahui dan dipahami, bahwa siapapun yang menginginkan melalui jalan penuh nikmat, haruslah meyakini alam ghoib (yang tidak kasat mata, diyakini adanya seperti malaikat, jin, udara dan lainnya). Melaksanakan Sholat yang diwajibkan lima waktu dan sholat sunnah berdasarkan syarat dan ketentuannya. Berinfaq dari sebagian harta (perintahnya hanya sebagian bukan keseluruhan, karena Allah mengetahui bahwa harta adalah bagian yang disenangi oleh manusia).
Di samping hal-hal di atas, ada hal lain sebagai syarat mendapatkan jalan kenikmatan yaitu mengimani berita dan ajaran yang ada dalam kitab suci baik al-Quran atau kitab lain sebelumnya yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya (Taurat kitab Nabi Musa, Zabur kitab Nabi Daud, Injil kitab Nabi Isa). Dan mereka yakin akan adanya hari akhir.
 Kerika seseorang melaksanakan amalan jalan menuju takwa, itulah orang yang mendapat petunjuk dan sebenar benarnya petunjuk, lalu kenikmatan bagi orang yang mendapat petunjuk baginya akan selalu mendapat keberuntungan (untung- nilai tambah atau pertambahan nilai)
NASIB BAGI YANG TIDAK MENERIMA PETUNJUK
Dua hal pengertian dengan kata menerima yaitu adanya pemberian dan adanya pembenaran. Sebagaimana Kamus Besar Bahasa Indonesai memberikan makna menerima yaitu ; menyambut-mengambil, mengesahkan-membenarkan-menyetujui, mendapat atau menderita, menganggap, mengijinkan dan mau atau bersedia.