Ingat, bahwa diam artinya membatasi diri tidak berhubungan dengan orang lain (karena sebab sebab tertentu) adalah bagian dari komunikasi. Karena dalam komunikasi ada yang verbal meliputi lisan - tulisan dan norverbal yaitu gerak gerik dan di dalamnya termasuk diam atau menghindar.
Maka dapatlah diambil benang lurus bahwa puasa dalam hantaran sebagai wahana edukasi terampil Public speaking, justru memiliki jangkauan lebih luas, di banding dengan public speaking yang selama ini dikembangankan dan diviralkan yang dibatasi pada konteks berbicara dengan orang dan kepentingan prestasi serta kesuksesan karir.
Sehingga konteks Ramadan dan peningkatan keterampilan public speaking  menjadi salah satu titik tekan  dalam menyambut bulan Ramadan. Karena  kehadirannya memiliki dimensi spiritualitas dan individualitas. Ramadan ingin memberi makna positif bagi umat manusia (secara individu). lalu berdampak kepada sosial, juga kelestarian alam semesta.
Maka komunikasi dan keterampilan berbicara adalah meliputi sesama manusia dan seluruh isi semesta, sebab di sinilah Islam itu diturunkan untuk memberi rahmat bagi alam semesta. Di antara caranya adalah berbicara secara bijak sebagaimana ketika menjalani puasa di bulan Ramadan ada ketakutan dosa kalau bicarananya semborono.
Barang siapa yang mau menebar kasih sayang di muka bumi (berkomunikasi dengan baik atau terampil public speaking), maka akan disayang oleh penghuni langit, dan tahu apa dampaknya bila disayang penghuni langit ? tentu harapan-harapannya selalu terkabul hidupnya damai dan bahagia.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI