Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan dan Pembelajaran Public Speaking

2 April 2023   21:45 Diperbarui: 2 April 2023   22:13 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarang sekali pembahasan seputar Ramadan dengan mengasah keterampilan berbicara, lalu adakah hubungan Ramadan dengan jago ngomong ?, semoga sajian di bawah ini bukanlah sebuah usaha untuk mengaitkan secara paksa dalam upaya mendapatkan hubungan yang signifikan.

Dalam fiqh disebutkan bahwa ada empat hal yang harus diniati secara khusus ketika melaksanakan puasa ramadan, niat tersebut meliputi ; menahan makan dan minum, menahan  sahwat (berjimak) dan menahan pembicaraan. Nita yang tekahir inilah yang justru menjadi penyempurna makna berpuasa, karena begitu pentingnya menjaga atau menahan pembicaraan dibutuhkan keterampilan berbicara di muka umum agar tidak mudah keceplosan atau ceplas ceplos.

Berbicara adalah bagian dari komunikasi. Sedangkan definisi komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 585) adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.  

Dari definisi di atas jelaslah bahwa manusia yang memiliki kecenderungan bersosial akan bertemu dengan orang lain, agar pertemuan tersebut memiliki makna dan kesan yang mendalam tidak sekadar bertemu muka saling pandang dan setelah itu  berlalu begitu saja, sehingga dibutuhkan komunikasi yang berkualitas.

Keterampilan berkomunikasi lebih banyak diajarkan untuk ranah yang lebih psesifik yaitu pada forum  atau acara tertentu. Padahal yang dihadapi umat manusia dalam komunikasi tanpa ada batas ruang dan waktu, bertemu dan berbicara dengan siapapun, di rumah, lingkungan, masyarakat umum atau tempat-tempat khusus. Keterampilan ini hampir dilupakan oleh para pakar atau pemerhati komunikasi.

Padahal Islam telah menata dan melakukan edukasi kepada para pemeluknya bagaimana harusnya berkomunikasi atau berbicara dengan baik kepada siapapun dan di mana pun.

AKU SEDANG PUASA

Orang yang sedang puasa harus berusaha memperoleh kesempurnaan pahala puasanya, hal yang sangat penting adalah kejujuran dalam bertindak dan berbicara, karena tidak ada yang mengawasi kecuali diri sendiri, misal makan atau minum dan tidak diketahui oleh orang lalu, lalu dirinya pun tidak bercerita kepada siapa-siapa, maka dalam pandangan orang lain pasti dianggap puasa. Sedangkan kejujuran dalam hal bicara adalah kalimat indah yang diajarkan bagi orang yang berpuasa "aku sedang berpuasa"

Ramadan dengan santun mengajarkan dan memilihkan diksi yang tepat 'aku sedang berpuasa" tentu kata-kata tersebut ditujukan kepasa seseorang atau beberapa orang. Ada edukasi dalam pernyataan tersebut, bahwa orang yang berpuasa haruslah berkata jujur dan santun dua kata ini yang paling disenangi dalam Islam 

Sebagaimana surat An-Nahl ayat 125, Allah berfirman :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun