Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketua DPRD Lumajang Akhirnya Membalas Surat Cinta Saya

21 Maret 2023   07:43 Diperbarui: 21 Maret 2023   07:58 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apapun komentar orang, mas Anang telah mengundurkan diri dari Ketua DPRD Lumajang (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

Apakah mas Anang tidak mendengarkan dukungan mereka ? tentu masa Anang dengan senang hati adanya dukungan dari mereka, meski mas Anang tidak menyelidik apakah niat mereka tulus atau ada modus yang dihembus? ia menganggapnya dukungan adalah dukungan yang mampu membangkitkan semangat dan kepercayaan diri.

Mas Anang benar-benar menghormati dukungan mereka, namun ia tidak bisa menyetujui dukungan itu, "mas Anang takut  bila ia tetap duduk di kursi ketua dewan karena kesalahannya tidak hafal secara lancar sila dalam Pancasila, lalu anak turunnya meniru, dan kemudian tidak memiliki rasa malu"

"Biarlah semuanya berlalu, hidup adalah resiko, seperti perjuangan resikonya adalah kemenangan" bisa jadi seperti itu yang diucapkan mas Anang. 

TERIMA KASIH MAS ANANG

Tidak bermaksud senang dengan mundurnya mas Anang lalu di gantikan Mas Eko, karena peristiwa pelantikan ketua baru di gedung DPRD Lumajang menggelar raga gamang (remang dan sayang).

Sekali lagi, kegembiraan atas sikap mas Anang yang kemarin menjadi nyata atas niat mengundurkan diri, adalah sebuah peristiwa penting, betapa seorang yang memiliki kekuasaan dan kewenangan yang besar, tidak -semena mena- dan menggunakan senjata aji mumpung, pun sebenarnya bila mas Anang tidak jadi mengundurkan diri dengan banyaknya dukungan pun dia tidak malu, dan mungkin juga  tak seorangpun mempermalukan dirinya.

Ah, masih perlu menarik napas lebih dalam lagi untuk mengucapkan terima kasih kepada mas Anang, bukan sebagai bentuk "penghinaan atau rasa puas atas kemundurannya secara negatif". Semakin berkaca-kaca mata ini, tampak begitu jelas butiran air mata seperti cahaya yang akan menerangi dunia perpolitikan   ke depan, semakin terang dan menerangi masa depan masyarakat yang diwakili, "bukankah masih ada suram dan remang bagi diri seorang wakil rakyat? semoga gednung dewan semakin terang dan muara kesejahteraan serta keadilan.

YANG UNIK PASTI SEDIKIT JUMLAHNYA

Mas anang adalah manusia unik dalam makna yang sebenarnya, karena tidak mudah seseorang yang berada di zona aman dan nyaman, dengan ringan dan riang meninggalkannya karena digigit semut. Seperti cerita gajah mati melawan semut ?

Sangat mudah mengingat mas Anang, karena beliau bukan sosok anggota (ketua) dewan sebagaimana kebanyakan, karena yang banyak itu bernama pasaran atau musimnya. Seperti durian bila musim gtiba  mudah mendapatinya.

Benda-benda antik adalah benda yang dirawat pemiliknya secara terhormat dalam waktu yang cukup lawa, mas Anang akan mewariskan keunikan dalam perspektif kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun