Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketua DPRD Lumajang Akhirnya Membalas Surat Cinta Saya

21 Maret 2023   07:43 Diperbarui: 21 Maret 2023   07:58 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anang Akhmad Syaifudin ketua DPRD Lumajang akhirnya benar-benar berhenti dari jabatannya, kemarin sore Senin 20 Maret 2023, sang penggantinya Eko Adis dilantik.

Pada tanggal 14 September 2022, saya menulis di Kompasiana dengan judul surat untuk ayah perihal pengunduran diri ketua DPRD Lumajang. Sebagaimana link di bawah ini

https://www.kompasiana.com/hamim83110/6320cdc808a8b5640309f103/surat-untuk-ayah-perihal-pengunduran-diri-ketua-dprd-kabupaten-lumajang

SAYA SALAH

Mas Anang, sapaan akrap Anang Akhmad Saifudin, dijuluki oleh Bupati Lumajang Cak Thoriq sebagai "tangan damai",  sebutan itu memilik makna mendamaikan keruwetan apa yang adi sekitarnya dan apa saja yang dilihatnya, dan yang lebih penting adalah beliau bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Bukankah masih banyak orang-orang yang belum bisa damai dengan diri sendiri, apalagi beralas gengsi, dan mas Anang tidak.

Jabatan ketua DPRD adalah jabatan politik yang tentunya menjadi penambah nilai diri bagi yang mendudukinya, sehingga beragam upaya untuk memperjuangkan kursi itu.  Mas Anang telah mendudukinya dan dengan seringan itu  memberikannya kepada orang lain sebelum masa kadaluarsa.

Alasannya sepele namun menarik, ketidak lancaran mengucap sila demi sila yang termaktub dalam Pancasila di hadapan para mahasiswa dianggapnya sebagai kesalahan, secara individu mas Anang geli dan "menertawakan diri sendiri" gitu aja gak hafal seolah jiwanya bergejolak. Namun mas Anang menyadari bahwa ucapan itu dilakukan di ruang (gedung) dewan sebagai simbul perwakilan suara rakyat, apalagi diucapkan oleh seorang ketua DPRD. 

Apa jadinya bila mas Anang tidak merasa salah dan tidak mengundurkan diri, bukankah bangsa kita adalah "pelupa" (permisif-mudah mengabaikan dan mudah memaafkan), pun toh di hari pelantikan penggantinya sudah banyak orang yang tidak mengingat peristiwa penyebabnya.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Tak berselang lama ketika pengunduran diri pada bulan September 2022, banyak dukungan mengalir deras untuk mempertahankan dan tetap duduk di kursi empuk ketua DPRD, di antaranya asosiasi perangkat (juga kepala)desa sekabupaten Lumajang, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan organisasi kepemudaan, serta masih banyak lainnya baik secara kolektif atau seorang diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun