Semilir angin sembuat suasana terasa dingin menemani malam di penghujung  tahun 2022, ya malam ini banyak orang menyediakan waktu untuk begadang, baik seorang diri atau bersama sanak kerabat, teman sejawat dalam kesunyian dan di tengah hiruk pikuk.
Biarkan jarum.jam menuju hajatnya mengantarkan pada waktu-waktu yang ditunggu dengan aksi dan reaksi di ruang tunggu masing-masing sambil mengumbar angan menelusuri lorong waktu atau menatap masa depan.
Cuaca tahun ini memberi perhatian kepada ummat manusia, adakah bencana-bencana yang terjadi menjadi pelajaran atau dianggap kesedihan dan nasib buruk bagi korban? Tentu beragam reaksi dalam memberi makna dalam setiap peristiwa.
Semakin dalam penghayatan atas gejolak alam semakin meninggikan aksi dan empati untuk lebih lembut dalam merawat alam. Sebaliknya kedangkalan pemaknaan berakibat pada keringnya kejernikan hati seperti batu-batu berserakan dihempas erupsi.
Menikmati akhir tahun, hakekatbya adalah menyambut permulaan tahun depan, berarti pula merangkai masa depan. Seperti menghadadapi cuaca ekatrim menerjemahkan pepatah "sedia payung sebelum" berharap hasil baikndan menyenangkan dari ikjtiar yang ditetapkan.
Tahun 2022 adalah lemnaran  dengan cerita berbeda di setiap lbar, hari akan dibuka jidul baru dan pilhannya adalah harapan. Jadi tahun 2023 adalah menunggu  panen yang tertunda di  tahun 2022.
Adalah doa menuertai rentetan harapan yang diunduh di tahun 2023, bajagia hasil dan bisa menikmati prosesnya.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H