Salah satu kewajiban orang tua adalah menunjukkan arah kehidupan bagi buah hati, agar bisa melangkah kepada tujuan yang sesungguhnya, bukankah dalam hidup ini sangat penting untuk mengetahui tujuan yang hendak dicapai ? karena hidup tanpa tujuan sama halnya dengan perjalanan yang tiada garis akhir, berhenti di sembarang tempat dan tidak jelas waktunya.
Anak-anak di masa kecil dalam memahami sesuatu sangatlah bergantung dari pengetahuan yang di dapat, seperti pengetahuan tentang baik  dan buruk, mereka akan dapatkan dari penegasan harian orang tua dan lingkungannya, contoh mereka yang tinggal di kawasan kumuh kebersihan tidaklah menjadi prioritas, sementara mereka yang berada di lingkungan apartemen atau kawasan hunian khusus,  keindahan, kerabian, kesehatan dan asri selalu berebut tampil maksimal.Â
Sehingga perilaku tentang kebersihan seseorang anak yang dialami sejak kecil dan apa yang telah di tanamkan dalam keluarga, itulah kelak yang akan dibawa terus dalam mengarungi masa depannya. Konsep seperti ini terjadi pula hampir kepada seluruh aspek kehidupan, termasuk tentang norma kebenaran, ketaatan atas peraturan dan prinsip-prinsip keadilan, cara menikmati sesuatu, pernyataan tentang kepuasan dan lainnya.
Untuk itu orang tua harus mampu memberikan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan tindakan yang normatif sang buah hati sesuai dengan ketentuan umum, norma sosial dan keagamaan. Dari sinilah anak-anak akan belajar dan membiasakan diri berperilaku sesuai dengan kebanyakan orang (humanis) sehingga merasa nyaman dan dapat beradaptasi dengan baik, sehingga jiwanya akan tumbuh subur dan berbunga-bunga.
Ayah bunda, salah satu hal penting agar buah hati tidak tersesat jalan dan salah arah, maka beritahulah tentang arah yang sejati. Pertanyaannya, mengapa harus mengetahui arah sejati?
Seperti arah mata angin sudahlah jelas terdiri dari utara, timur, selatan dan barat, namun banyak orang bingung ketika pindah tempat atau dalam perjalanan, hal ini bisa disebabkan karena jalannya yang berkelok-kelok atau arah jalan yang tidak menunjukkan arah mata angin sejati.
Pernahkan ayah bunda memperhatikan antara pagi ketika mata hari mulai terbit, seperti suasana senja, ada sinar yang sama yaitu temaram, begitu juga suasana ruang angkasa atau langit dalam keadaan abu-abu, tentu sangat sulit untuk mebebdakan. Bila ayah bunda tidak mengetahui posisi arah sejati, maka bisa membuat kesimpulan yang salah, harusnya barat disebut timur, harusnya sore dibilang pagi.
 Bila ayah bunda dalam memberikan pengertian kepada anak dengan konsep abu-abu, maka kelak anak tidak bisa memiliki pendirian yang kuat, selalu gamang dalam menentukan sikap. Maka lebih mudah mengatakan siang atau malam, sebagai simbul kejelasan dan kegelapan. Yaitu diperbolehkan atau dilarang,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H