Sedang viral pencabutan laporan KDRT Lesti Kejora, membuat banyak netizen kecewa, fenomena ini menjadi sebuah renungan dan pengajuan pertanyaan siapakah yang patut disalahkan, pihak Lesti yang mengurungkan mempertajam konflik dengan Billar sebagai bentuk rasa cinta dan masa depan keluarganya. Atau Netizen yang ingin menonton panggung keluarga Lesti semakin bersiteru dengan Billar dengan beberapa episod tayang hingga  klimaksnya  "perpisahan", kalau sudah begitu Lestikah yang lebih waras atau Netizen yang  terlalu mencintai Lesti sang idola hingga keluar dari ambang kewarasan, cinta buta.
Peristiwa Lesti Kejora menjadi viral karena terlanjur namanya telah menghiasi media semenjak ketenarannya di blantika dunia hiburan musik. Mungkin beda rasanya bila yang mengalami KDRT adalah Lesti sang gadis desa dari keluarga miskin dijadikan menantu pak Lurah yang berada di lereng gunung. Tulisan ini mengajak berkelana  tentang cinta dari jaman purba hingga KDRT dipajang di media.
Dari mana datangnya lintah dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya cinta dari mata turun ke hati, sebuah kalimat yang mengisahkan muasal bagaimana proses hadirnya cinta seseorang. Pandangan yang terkesima membuat hati tenang dan tersimpan kenangan mendalam.
Seseorang yang sedang jatuh cinta, membuat mata "buta", menutup keberadaan orang lain dalam pandangannya, karena mata merupakan gerbang masuknya memori, maka jatuh cinta hanya memasukkan satu nama yang dicintai.
CINTA JAMAN KETERBATASAN
Cinta soal hati, maka jatuh cinta adalah jatuhnya hati kepada yang dicintai, bila cinta bak gayung bersambut, maka hati keduanya beraduk menjadi kemesraan, kerinduan, kesenangan dan melahirkan sumber energi.
Perjalanan dan kisah cinta seperti di atas nampaknya sudah mulai tergerus, hanya berlaku pada kisah cinta Siti Nurbaya, Romeo dan Juliet atau cinta monyet anak-anak yang belum mengerti arti cinta sejati dan belum bisa mengolah emosi.
Memiliki rasa cinta adalah naluri setiap manusia, cinta sesama dan cinta beda kelamin, karena Tuhan anugerahkan manusia hidup berpasangan, seperti malam dan siang, sedih dan gembira, tertawa dan kecewa. Maka kenikmatan cinta masa klasik adalah menanti putaran waktu dan berjalannya hari.
Bagaimana malam menjadikan rindu tumbuh subur bagi para pemuja cinta, begitu juga bila ada janji harus rajin menghitung hari, karena sua adalah panen dari rindu yang dikandung, wauuuw sungguh lur biasa.
Keterbatasan dalam banyak hal di jaman lampau, membuat heroiknya rasa cinta, diperjuangkan, dirawat dan dinikmati, bila sudah ada dalam dekapan pujaan hati.