Â
Benci dan cinta adalah pasangan suasana hati dalam memaknai sesuatu, menanggapi berbagai peristiwa dan menyematkan rasa pada sebuah bidang. Memilih di antaranya secara hakiki adalah dilema berkepanjangan konflik antara pikiran dan emosi.
Pergolakan hati dan akal menjadikan rasa benci tidak bisa seratus persen menguasai diri seseorang, begitu pula cinta tak yang mungkin bisa menjadi penuh untuk satu hati sebuah nama. Karena benci dan cinta berebut meraih tahta, bukan saling menuangkan akan tetapi kebencian itu selalu dituang hingga membasahi  ruang hati, dan cinta yang mendominasi akan menjadikan sesak sebuah kebencian.
Hati yang memiliki arti selalu berbolak balik didorong oleh perasaan benci dan cinta, di antara keduanya mana yang akan menguasai. Ketika kebencian menjadi raja, maka  rasa cinta menyusut, sehingga keringlah muara kasih sayang.
Ayah bunda, mari menakar kebencian dan kecintaan, anak-anak akan tumbuh menjadi sosok pada masa depan bergantung dari kebencian dan kecintaan yang mereka peroleh dari ayah bunda.
ANAK SALAH
Nulikan sebuah syair "ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saya, selagi ayah di sampingku, ku dipuja dan dimanja, tapi bila ayah pergi, ku dinista dan dicaci, bagai anak tak berbakti, tiada menghirauku lagi" tembang yang dipopulerkan oleh Iis Dahlia ini menunjukkan betapa kebencian dan kecintaan seorang ibu kepada anak yang tidak seimbang.
Kebencian orang tua kepada anak melahirkan sudut pandang yang memojokkan, tidak tampak kebenaran yang ada dalam diri anak, tidak ada kebaikan yang dilakukan oleh anak. Dalam bahasa lain apapun yang dilakukan oleh anak, salah di mata orang tua, betapapun kehati-hatian anak dianggap kurang sopan oleh orang tua.
Lahirlah anak yang berjuluk anak salah, bagi orang tua anak salah adalah anak yang melahirkan kebencian, apapun yang dilakukannya salah, diam salah, melakukan sesuatu yang tidak tepat dianggap salah, salah salah dan salah.
Memelihara perasaan benci dan kemudian dituang kepada anaknya, mengandung bahaya multi efek, bagi orang tua  menjadikan hatinya semakin keruh, ibarat memandang sebuah obyek yang terhalang oleh kaca berdebu, buram, banyak bayang dan tidak mendapatkan keaslian pandang.