Makan adalah rutinitas bagi umat manusia, menurut konsep dasar dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok jasadi agar bisa menghadirkan energi untuk melakukan aktivitas keseharian.Â
Pada tingkatan selanjutnya makan dengan terpenuhi empat sehat lima sempurna bertujuan untuk memberikan hak penuh setiap organ tubuh sehingga memiliki ketahanan dan sehat bugar.
Pada tingkatan lebih tinggi dari sekadar mengusir lapar dan bisa hidup, artinya bukan hidup untuk makan, tetapi makan untuk hidup, maka makan akan memiliki cara yang lebih luas dan bentuk serta jenisnya sangat bervariasi.
MAKAN APA
Beberapa pekan lalu ada anak usia delapan tahun meninggal dunia, kabar ini mengejutkan karena sekecil itu anak mengalami penyakit komplikasi, organ-organ penting dalam tubuh telah rusak dan tidak berfungsi, hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa si kecil ini sering mengonsumsi minuman kemasan dari pabrik dan jajanan yang banyak perasanya.
Rasanya miris, penyakit yang semestinya diderita oleh orang-orang tua karena pola hidup dan pola makan yang tidak dikontrol, kini menjalar kepada anak-anak. Oleh karena itu ayah dan bunda, mari perhatikan apa yang dimakan oleh anak-anak, sudahkah memenuhi kadar gizi yang diperlukan.Â
Bagi ayah bunda yang memiliki aktivitas, jangan sepenuhnya menyerahkan makanan anak-anak tersaji oleh dapur sebelah (warung, rumah makan dan sejenisnya) tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa makanannya layak dimakan anak.
Kecukupan akan empat sehat lima sempurna menjadi ukuran penting, utamanya bagi anak-anak usia balita dan masa pertumbuhan. Pada masa ini anak-anak harus dikontrol, karena akan menjadi kebiasaan di masa dewasa.
Kontrol ayah bunda bertujuan untuk memperhatikan makanan dan minum apa saja yang biasa anak-anak konsumsi, bolehlah sekadar mengikuti tren mencoba makanan-makan baru agar bisa turut merasakan dan memberi penilaian, namun yang kurang mengandung gizi dan kurang berkualitas dihindari.