Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Mengenali Anak "Full Modus"

2 September 2022   20:57 Diperbarui: 2 September 2022   21:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak lebih akrab dengan temannya (Sumber Gambar: Hamim Thohari Majdi)

Ayah bunda kompasiana, dalam mengasuh anak tentu banyak suka dan terselip duka di dalamnya, kadang juga geli dan aneh. Betapa anak memiliki cara-cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah atau menarik perhatian ayah bunda dalam menginginkan sesuatu, baik benda ataupun persetujuan.

Awal anak melakukan sesuatu pasti memiliki motif atau alasan-alasan yang mendorong, alasan saja tidak cukup kalau sederhana, jadi motif yang benar-benar kuat, sehingga sistematis dalam merencanakan dan ringan dalam menjalankan.

SEPERTI KEDUA TELAPAK TANGAN

Dalam mindset orang tua, anak selalu diukur dengan usia, berapapun usianya masih dianggap kekanak-kanakan. Belum banyak pengalaman dan masih perlu didampingi. 

Pada satu sisi, pandangan tersebut bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab orang tua untuk mengantar anak menuju dewasa dan mandiri dalam berbagai aspek. Di sisi lain, bagi anak merasa dianggap mengekang dan menghambat proses kreativitas.

Anak dan orang tua terjebak dalam kondisi serba salah bila terdapat jarak, masing-masing bersikokoh pada posisinya.  Seperti kedua telapak tangan, satu di atas dihadapkan ke bawah sebagai simbul memberi atau menuang, sementara yang di bawah dihadapkan ke atas untuk menerima kucuran atau berharap belas kasihan.

Seperti kedua telapak tangan harusnya bisa dikombinasikan posisinya bukan semata atas dan bawah, posis lurus saling menutup erat untuk berjabat tangan adalah kesederajatan, untuk mengeratkan dan menumbuhkan kehangatan hubungan. 

Bisa diposisikan sama-sama di atas dan tetap saling menutup dengan gerakan menempel "tos" memberi makna oke, sangat baik dan setuju penuh kegirangan,  merupakan salah satu bentuk  selebrasi dalam sebuah perhelatan atau pesta kemenangan.

Untuk bisa membuat ragam kombinasi bertemunya dua telapak tangan (anak-orang tua), perlu pendekatan jarak fisik dan emosional. Membangun hubungan fisik secara dekat (tatap muka) perbanyak kebersamaan (makan, berjalan-jalan dan lainnya), hati harus dieratkan, orang tua dan anak harus membuka gerbangnya, saling memasukkan dan mengeluarkan dari gerbang masing-masing sesuai kebutuhan dan kewajaran, menciptakan hubungan timbal balik.

Genggam tangan anak untuk mengatakan persetujuan dan dukungan, agar anak merasa berada dalam benteng kehangatan orang tua, ajak "tos", salam setiap kesuksesannya, agar tetap semangat dalam memperjuangkan masa depannya.

JAGA JARAK

Berjalannya waktu membuat semuanya berubah di antaranya fisik, psikis dan hubungan komunikasi anak dan orang tua, karena memiliki kesibukan masing-masing dan mengokohkan dunia yang dibangun (anak sedang membangun dunianya bersama teman dan orang-orang yang mampu singgah di hatinya).

Orang tua semakin rapuh fisiknya dan terkesan lebih emosional, sementara anak menuju kepada kedewasaan dan kematangan. Dampak dari proses inilah, kemudian ada sikap yang tidak jujur muncul, anak mulai menggunakan intrik dalam melakukan sesuatu.

Mereka pasang jarak, bagi anak adalah salah satu langkah aman untuk bisa menghilang atau menjauh dari pengamatan orang tua, melepas sedikit demi sedikit ikatan emosionalnya, lalu tumbuh ingin disebut anak "pemberani" bukan "penurut". Seiring dengan itu agar leluasa melakukan aktivitas di luar rumah.

Sementara di luar rumah mereka semakin lengket dengan teman-temannya, menyatu dalam darah dan hatinya, mengalahkan apa yang selama ini dirajut oleh orang tuanya. Jadi jarak yang dibangun oleh anak-anak yang memiliki indikasi modus guna memberi ruang kepada orang lain (teman) untuk mengisi dalam warna yang lain.

BENTUK MODUS

Ketika anak sudah berhasil menentukan jarak aman dengan orang tuanya, mulailah mengatur strategi bagaimana segenap aktivitas terbebas dari pantauan orang tua. Pada kondisi seperti ini, harapan anak supaya orang tua mulai berkurang atau tidak sama sekali mengikuti urusannya.

Anak yang suka modus, tentu anak yang memiliki kepentingan tersembunyi dan menyembunyikan kepentingannya, karena ada kekhawatiran tidak mendapat persetujuan atau dukungan dari orang tuanya, meski hasratnya disampaikan dan di presentasikan dengan nalar yang benar (dalam pandangan anak).

Menghindar, adalah muara utama modus yang dijalankan oleh anak, dengan meminimalkan komunikasi verbal (bicara), seperti berada di rumah orang lain, tidak saling kenal dan kurang sapa. Hal ini dilakukan bila anak melakukan kesalahan atau melanggar apa yang sudah ditegaskan oleh orang tua.

Ketika diingatkan anak-anak yang suka modus  merasa dihakimi, seperti tersiram air hangat, langsung reaktif dan ulahnya berlebihan. Bisa jadi langsung masuk kamar dan tutup pintu bagi anak perempuan, sedang anak laki-laki lebih senang ke luar dari rumah.

Tampang melas ala aktor sinetron, kadang ditampilkan oleh anak ketika orang tua sudah tidak lagi memberi perhatian dan tidak menuruti apa yang menjadi permintaannya serta mengurung diri di kamar.

Sebagian modus seperti tersebut di atas adalah bersifat halus, hanya menggunakan strategi perang batin. Pada tingkat yang lebih atas anak-anak yang suka modus sering menentang atau melawan orang tua, artinya memaksakan kehendaknya.

KENALI TEMANNYA

Ketika anak-anak sudah tidak mudah dikendalikan, bahkan berkesan melakukan perlawanan. Maka orang tua harus menjadi pendingin, bukan bara yang mengobarkan semangat perlawanan. Jiwa mereka bergejolak, maka sangat sensi dan mudah tergores.

Anak yang sudah dewasa telah menemukan peta untuk "kabur" dan tempat persembunyian yang nyaman. Orang tua harus menelusuri dari jaringan teman-temannya. Kenalilah sahabat anak mulai dari awal. Beri kesempatan mereka mengajak temannya main di rumah. Kenali orang tuanya dan tempat tinggalnya.

Teman akrab melebihi saudara dan orang tua, jalur inilah yang harus dipastikan bisa ditempuh sebagai jalur efakuasi, ketika anak-anak tidak lagi bisa dihubungi atau ke luar tanpa memberi tahu. Besar kemungkinan mereka ada di sana atau berada di tempat lain bersama temannya.

HARAPAN TERINDAH

Tidak sekadar harapan, namun semuanya ingin mewujudkannya memiliki anak yang membanggakan dan membuat orang tua tersenyum. Upaya maksimal pasti ayah bunda telah melakukannya, seperti petani akan memanen dari jenis benih yang ditanam.

Semoga ikhtiar yang dilakukan ayah bunda mendatangkan kasih semesta dan mengetuk pintu langit, sehingga sang Pencipta memberi hadiah buah hati yang diidamkan, anak-anak masa depan dan menjadi pemimpin jamannya.

Anak adalah print out dari

Kata yang diucap dan tingkah yang dibuat

Orang tuanya

Sadar atau dalam keadaan emosional

Ketika jalan banyak rintangan

Hantarkan hingga mencapai tujuan

Jangan biarkan, mereka dalam kesepian

Lalu melupakan tanah pijakan permulaan

Pohon yang rindang daunnya jatuh

Di mana-mana, tetapi tak kan jauh

Begitu mudah tepi dicari

Jangan lupa bawa kunci hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun