Ayah bunda kompasiana, dalam mengasuh anak tentu banyak suka dan terselip duka di dalamnya, kadang juga geli dan aneh. Betapa anak memiliki cara-cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah atau menarik perhatian ayah bunda dalam menginginkan sesuatu, baik benda ataupun persetujuan.
Awal anak melakukan sesuatu pasti memiliki motif atau alasan-alasan yang mendorong, alasan saja tidak cukup kalau sederhana, jadi motif yang benar-benar kuat, sehingga sistematis dalam merencanakan dan ringan dalam menjalankan.
SEPERTI KEDUA TELAPAK TANGAN
Dalam mindset orang tua, anak selalu diukur dengan usia, berapapun usianya masih dianggap kekanak-kanakan. Belum banyak pengalaman dan masih perlu didampingi.Â
Pada satu sisi, pandangan tersebut bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab orang tua untuk mengantar anak menuju dewasa dan mandiri dalam berbagai aspek. Di sisi lain, bagi anak merasa dianggap mengekang dan menghambat proses kreativitas.
Anak dan orang tua terjebak dalam kondisi serba salah bila terdapat jarak, masing-masing bersikokoh pada posisinya. Â Seperti kedua telapak tangan, satu di atas dihadapkan ke bawah sebagai simbul memberi atau menuang, sementara yang di bawah dihadapkan ke atas untuk menerima kucuran atau berharap belas kasihan.
Seperti kedua telapak tangan harusnya bisa dikombinasikan posisinya bukan semata atas dan bawah, posis lurus saling menutup erat untuk berjabat tangan adalah kesederajatan, untuk mengeratkan dan menumbuhkan kehangatan hubungan.Â
Bisa diposisikan sama-sama di atas dan tetap saling menutup dengan gerakan menempel "tos" memberi makna oke, sangat baik dan setuju penuh kegirangan,  merupakan salah satu bentuk  selebrasi dalam sebuah perhelatan atau pesta kemenangan.
Untuk bisa membuat ragam kombinasi bertemunya dua telapak tangan (anak-orang tua), perlu pendekatan jarak fisik dan emosional. Membangun hubungan fisik secara dekat (tatap muka) perbanyak kebersamaan (makan, berjalan-jalan dan lainnya), hati harus dieratkan, orang tua dan anak harus membuka gerbangnya, saling memasukkan dan mengeluarkan dari gerbang masing-masing sesuai kebutuhan dan kewajaran, menciptakan hubungan timbal balik.
Genggam tangan anak untuk mengatakan persetujuan dan dukungan, agar anak merasa berada dalam benteng kehangatan orang tua, ajak "tos", salam setiap kesuksesannya, agar tetap semangat dalam memperjuangkan masa depannya.