Generasi milenial, fisik dan nalarnya tumbuh pesat mendahului jauh ke depan dari orang tuanya. Menjalani kehidupan seperti rumus ekonomi "aku dapat apa, kalau melakukan itu" atau "apa untungnya bagiku, menolongnnya" Â
Dalam perspektif sebuah kejadian menggunakan hukum sebab akibat yang terukur dan kasat di mata. "Makan supaya tidak sakit perut", bekerja keras agar memiliki banyak cuan".
HIDUP ADALAH HARI INI
Keberhasilan pendidikan di ranah kognitif telah membalut angan generasi muda melambung tinggi mengitari angkasa, kadang lupa daratan di mana bumi dipijak. Â Membayangkan banyaknya materi dan bisa happy sesukanya.Â
Dalam banyak sinetron, tele drama dan film layar lebar memberi gambaran betapa hidup ini harus memiliki sukses agar bisa membangun banyak relasi, memilih pasangan hidup dan kemegahan properti.
Bagi mereka hidup adalah hari ini, kesedihan dan kebahagiaan akan dipertaruhkan. Karenanya perjuangan mereka sangat gigih dalam mengumpulkan cuan. Bila tidak bisa memiliki banyak investasi, maka mereka mengubah gaya  hidupnya bak berlimpah materi. Nongkrong di kafe dan menjelajahi kuliner. Supaya dikatakan "the have".
METAFISIKA VS FISIKA
Bila ada pertentangan antara pembuktian kejadian metafisik dan fisik, maka yang didahulukan dan dimenangkan adalah bukti fisik. Misal ada siswa yang tidak berhasil lolos dalam sebuah ujian, mereka menyuguhkan alasan di antaranya ; belajar kurang serius, terlalu banyak bedagang, tidak teliti dan lainnya.Â
Mereka kurang bahkan tidak pernah melibatkan faktor X, hal yang tidak ada korelasi langsung, yaitu metafisik. Seperti ketidak patuhan kepada orang tua, sering menentang guru dan ibadahnya tidak konsisten (istiqomah).
Mereka memasang garis debarkasi antara dunia kasat mata dan metafisik. Mengukur yang terlihat dan menafikan hal yang di luar nalar.Â