Mohon tunggu...
Mukhamad Hamid Samiaji
Mukhamad Hamid Samiaji Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Penulis, freelance, dan design grafis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Caranya agar Anak Menghormati Alam Sejak Dini

27 September 2023   11:00 Diperbarui: 27 September 2023   11:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay

Kehidupan manusia semakin hari semakin berkembang. Perkembangan yang kemudian berimplikasi terhadap lingkungan hidup. Persoalan lingkungan hidup pun muncul, salah satunya persoalan sumber daya alam. Tidak dapat dielakkan bahwa berbagai persoalan sumber daya alam sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus kerusakan dan pencemaran alam bersumber pada eksploitasi alam berlebihan, penggundulan tanah, pembuangan limbah pabrik sembarang, dan seterusnya. Semunya ini terjadi karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli, dan hanya mementingkan diri sendiri. Manusia pun menjadi sumber utama penyebab permasalahan alam.

Sexy Killer, salah satu film dokumenter yang di produksi oleh WatchDoc dan diunggah di akun YouTube mereka pada tanggal 14 April 2019 ramai diperbincangkan oleh publik Indonesia. Ada yang menggelar nonton bareng dan diskusi lalu melalui beberapa tulisan ada yang menyampaikan pendapat mereka tentang film tersebut dari berbagai sudut pandang.

Film yang seminggu sejak diunggah telah menembus sembilan belas juta penonton ini menggambarkan tentang persoalan sumber daya alam pertambangan batubara di Kalimantan mulai dari penggalian dan pengoperasian yang hasilnya digunakan sebagai bahan baku untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia.

Di samping itu, Film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono dan Suparta Arz membahas sisi lain dari pertambangan batubara tersebut. Pertambangan yang berlokasi dekat dengan tempat tinggal masyarakat menjadi keluhan masyarakat karena memberi dampak negatif yaitu penyakit pada saluran pernapasan akibat polusi udara bahkan memakan banyak korban jiwa. Lubang tambang yang tidak ditimbun pun menjadi pembunuh nomor satu bagi anak-anak yang hidup dengan alam di sekitar tambang tersebut.

Menyaksikan fenomena demikian, tentu tidak bisa dielakkan lagi bahwa kita sebagai manusia harus bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab kita sebagai orang tua, tapi anak-anak juga perlu diajarkan sedini mungkin untuk dapat mengelolanya secara bijak. Sebab anak merupakan generasi penerus yang akan menentukan bagaimana kondisi alam di masa depan. Di sinilah anak perlu untuk dibekali sedini mungkin agar terbiasa sejak kecil bijak dalam memperlakukan alam.

Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh anak kaitannya dengan pembiasaan diri untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Maka dari itu, anak perlu ditanamkan beberapa prinsip kaitannya dengan bagaimana memperlakukan alam.

 

Pertama, anak diajari prinsip hormat terhadap alam. Orang tua sebisa mungkin memberikan pemahaman pada anak bahwa bukan hanya orang yang lebih tua atau teman sebaya saja yang perlu dihormati, namun alam dan lingkungan sekitar pun perlu dihormati. Caranya, orang tua dapat mengajari anak untuk menyiram tanaman, tidak menebang pohon secara liar, dan mengajak anak untuk menanam pohon kembali atau reboisasi.

 

Kedua, anak dikenalkan dengan prinsip tanggung jawab terhadap alam. Kaitanya dengan prinsip hormat terhadap alam di atas merupakan tanggung jawab anak sebagai pelaku moral terhadap alam karena anak merupakan makhluk yang diciptakan sebagai pemimpin di bumi ini. Kenyataan ini melahirkan prinsip moral bahwa anak memiliki tanggung jawab terhadap alam dan makhluk hidup lainnya. Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. 

Oleh karena itu, anak atau orang tua sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaga, memanfaatkan, mengelola, dan melestarikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun