Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ke Wonosobo tapi Tidak ke Dieng?

12 Februari 2024   14:42 Diperbarui: 12 Februari 2024   14:45 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya saya sudah tidak menulis untuk waktu yang cukup bahkan terlalu lama. Jika diingat-ingat tulisan terakhir saya tentang liburan ke Surabaya tahun lalu yang saya tayangkan di Kompasiana. Kemarin, ada libur yang cukup panjang. Demi untuk menyenangkan keluarga akhirnya saya putuskan untuk berlibur sejenak yang tidak terlalu jauh. Ke Wonosobo tampaknya bukanlah ide yang jelek. Awalnya saya masih pertimbangan antara mau ke Kudus -- Jepara atau ke Wonosobo. Tetapi mengingat akses ke sekitar Demak-Kudus-Jepara banyak proyek perbaikan jalan dan juga musim hujan rawan banjir jadi saya putuskan untuk fix ke Wonosobo saja.

#Kamis, 8 Februari 2024

Kamis pagi, saya awali dengan mengambil motunyar rentalan ke tempat Pak Agus di Perum Korpri. Sudah agak lama sih saya langganan rental di sana karena rentalan deket rumah kebetulan sedang full dan motuba saya agak ndrawasi kalau diajak jalan nanjak gunung. Ya sebenernya motuba ini pernah sih diajak sampai ke Dieng bahkan ke Guci. Tapi itu dulu. Sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Sehingga demi kenyamanan, kesempurnaan maka saya putuskan untuk pakai motunyar Daihatsu Ayla aja.

Sekitar jam setengah Sembilan pagi kami berangkat dari rumah. Persiapan cukup matang membawa peralatan, baju ganti dan lain lain yang kami pak dalam koper besar serta beberapa amunisi. Perjalanan pagi ini tampaknya cukup cerah. Rute yang kami pilih adalah Ungaran -- Bandungan -- Sumowono -- Temanggung. Sesampainya di Bandungan di SPBU dekat jalan arah ke Gedongsongo motunyar saya isi BBM dulu senilai Rp. 100.000 sehingga strip di dashboard bertambah dari dua strip ke lima strip. Perjalanan dari Bandungan ke Sumowono nampaknya biasa saja. Panorama pemandangan alam sepanjang kanan kiri jalan amatlah memanjakan mata. Hijaunya persawahan dan perbukitan terasa sangat mafioso dan mendamaikan jiwa. Saya ingat bahwa jalur ini adalah jalur kenangan kami, saya dan Tika ketika dulu pada Tahun 2013 pada tanggal yang sama melintasi jalur ini untuk menuju ke Dieng. Dan kini setelah 11 tahun, kami kembali melintasi jalan ini dengan dua anak kami. Hehehe.

Begitu sampai di Perbatasan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung kontur rute berubah menjadi turunan turunan kelokan. Sepanjang jalan ini kami berada di wilayah Kecamatan Kaloran. Di sana ada dua pertigaan besar. Satu pertigaan awal di Kantor Kecamatan Kaloran dan satu pertigaan lagi di sekitar Pasar Kaloran. Enaknya jalan saat ini kita tidak perlu lagi repot repot melihat peta ataupun tanya ke Masyarakat local. Cukup andalkan googlemaps. Tapi ada yang harus diperhatikan karena tidak semua yang ditampilkan googlemaps adalah cocok dengan rencana kita. Sebagai contoh adalah adanya jalan kecil yang disarankan oleh google maps padahal sebenarnya jalan itu tidak layak dilalui oleh kendaraan roda empat.

OK kembali ke perjalanan, akhirnya sekitar pukul 10.00 kami sudah sampai di Kota Temanggung. Kami berada di jalan lingkar Temanggung di mana arah lurus adalah masuk kota, kiri arah Terminal dan kanan adalah arah ke Parakan. Saya belokkan Ayla ke kiri ke arah Terminal Temanggung. Tujuan saya adalah menuju ke Waroeng Jadoel. Warung ini berada di dekat Telkom Jalan Kartini. Berdasarkan spekulasi saya, rute yang saya ambil adalah yang termudah mengingat warung ini berada di sebuah simpangan utama.

Sesiang itu, suasana warung tampak cukup ramai. Warung bercat biru yang berada di belakang sebuah halte. Beruntung kami masih mendapat tempat duduk. Warung ini cukup sempit meskipun sudah terkenal.

"Warung tertua se Indonesia yang masih beroperasi" kata Tika istri saya.

Tampak depan Waroeng Jadoel (dokpri)
Tampak depan Waroeng Jadoel (dokpri)

Warung ini ukurannya kira kira 5 x 3 meter saja. Ada sebuah meja hidang, kursi panjang serta meja kursi makan satu set. Pelayannya kebanyakan ibu ibu, dan satu ibu tua yang memakai kebaya tampaknya adalah pemilik dari warung ini. Tampak di meja hidang aneka masakan lawas disajikan. Mulai dari aneka gorengan, klepon, ketan srundeng, hingga aneka kerupuk tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun