In Memoriam sahabat saya, Rolas Tri Ganda
Beberapa tahun lalu, masuk sebuah SMS dari seseorang yang mengaku bernama Rolas. Tidak lama kemudian setelah mengutarakan maksud, kami akhirnya beberapa kali berkomunikasi via chatting blackberry messenger.
Tidak disangka, hobi aneh yang waktu itu saya jalani menarik perhatian khalayak salah satunya mas Rolas sendiri. Hobi aneh saya adalah mengunjungi bioskop.
Ah, kalau mengunjungi bioskop mah biasa, mas bukan hobi. Tapi ini lain, bung. Saya dulu kerap pergi hanya untuk melihat-lihat serta merasakan aura bioskop tua.
Bicara tentang bioskop, beberapa tahun yang lalu bioskop di Indonesia didominasi oleh jaringan raksasa grup 21. Namun belakangan ini sudah ada pesaing lain semisal CGV Blitz maupun Cinemaxx --nya Lippo. Juga masih ada jaringan yang masih lambat perkembangannya, Platinum ataupun jaringan lokal semisal New Star Cineplex, misalnya.
Sementara akses bioskop modern hingga sejauh saat itu masih sebagian besar tersedia di kota-kota besar saja. Rajawali Theatre memiliki 4 studio dengan tata letak klasik nan elok. Saat itu, belum dilakukan digitalisasi dan masih memakai proyektor seluloid 35 mm.
Alhamdulillah, saya merasa postingan saya saat itu membuat bioskop tersebut semakin ramai dan berhasil memperbaiki diri, mendigitalkan diri tanpa merubah fasad bangunan. Tetap klasik dan asik.
**