Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Apa Kabar, Banyumas?

13 Agustus 2018   11:38 Diperbarui: 13 Agustus 2018   13:23 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mainan kesukaan anak, kartu debit dan Tolak Angin selalu menjadi barang bawaan wajib ketika bepergian. Dokpri

Purwokerto kotanya cukup ramai. Jalan-jalan dan gangnya terkesan kotak-kotak. Dan tiap beberapa ratus meter melaju, selalu kami temui lampu bangjo, karena banyak perempatan maupun pertigaan. Tidak terlalu macet, tetapi kadang merasa kesal karena sebentar-sebentar harus berhenti.

Kami menaiki motor rentalan seharga dua ratus sepuluh ribu untuk 2 x 24 jam. Harga tersebut sudah termasuk sewa helm, mantel dan ongkos kirim/jemput motor ke stasiun. 

Dengan bawaan yang banyak, serta membawa balita, motor matic ini terasa terlalu kecil. Mungkin lain kali kalau bepergian lagi saya akan berpikir dua kali dan mending sewa mobil saja. Ya kalau uangnya ada, sih.

Saya kangen dengan Purwokerto, kangen makan mendoan dan merasakan suasana kota yang sering banyak orang salah kaprah. Ada yang menganggap Purwokerto dan Banyumas itu beda, dan banyak yang belum mudeng bahwa Purwokerto adalah nama ibukota dari Kabupaten Banyumas.

Beranjak siang yang tidak terlalu terik, kami memacu motor dan sesekali melihat map GPS karena saya belum terlalu hafal daerah ini. Kami membelokkan motor ke titik tujuan pertama. Dan tiba-tiba kami telah sampai di Brasil. Bukan di Amerika Latin sana, tetapi ini adalah nama rumah makan legendaris di kota setempat yang menyediakan masakan prasmanan, es krim dan kopi dalam satu rumah makan.

"Makan dulu baru bayar, apa bayar dulu baru makan mbak?" Tanya saya kepada salah satu pegawai.

"Mangga, makan dulu saja baru bayar" jawabnya dengan aksen logat ngapak yang kental.

Kami lalu menjumput beberapa es krim yang disediakan di freezer box, mengambil makan siang, dan mulai menyantap hidangan dimulai dari menikmati es krim. 

Es krim disini terasa tidak eneg karena rata-rata dibuat menggunakan santan. Rasanya ringan dan segar. Selain itu, pilihan menu makan siang juga terbilang komplit dan harga yang wajar.

Aneka Es Krim di Brasil, dokpri
Aneka Es Krim di Brasil, dokpri
Melihat Arapaima Gigas di Purbalingga

Menjelang waktu shalat dhuhur kami sampai di Owabong. Tempat wisata ini kian bersolek dan tambah bagus saja. Pintu masuk dan keluar dibuat terpisah, dan begitu masuk kami dilewatkan melalui beberapa mata air yang menjadi sumber bagi wahana air di kompleks wisata ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun