Mohon tunggu...
Hamid Amren
Hamid Amren Mohon Tunggu... Administrasi - seorang pembelajar yang suka menulis

warganet

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pariwisata, MEA, dan Kompetisi ASEAN

2 Maret 2016   08:18 Diperbarui: 2 Maret 2016   10:24 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Sektor pariwisata telah ditetapkan sebaga salah satu program strategis dari lima program  strategis pembangunan ekonomi pemerintahan Presinden Jokowi-JK. Kelima program strategis tersebut meliputi industri, maritim, energi, pangan dan pariwisata (IMEPP). Pemerintah telah menyadari bagaimana peran pariwisata memberikan kontribusi yang besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat..

 
Peran pariwisata tidak hanya menggerakkan ekonomi masyarakat tetapi sekaligus menjadi faktor pemicu pertumbuhan ekonomi nasional. Banyak negara yang telah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan ekonomi mereka. Indonesia sebagai negara besar, berpenduduk banyak serta keindalahan alam yang luar biasa sebagai objek wisata mempunyai komitmen yang kuat untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan ekonomi bangsa. Hal ini diantaranya ditandai dengan keinginan Presiden Jokowi agar pada tahun 2019 target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia harus mencapai 20 juta orang. Bayangkan angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan capaian angka kunjungan wisataan asing ke Indonesia pada tahun 2014 yang hanya sekitar 8,8 juta orang.

 
Diera Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tantangan yang dihadapi Indonesia semakin berat. Profesi tenaga kepawisataan salah satu bidang jasa yang telah diluncurkan untuk ditarungkan diantara negara-negara ASEAN. Ini peluang sekaligus tantangan. Peluang bagi tenaga kerja Indonesia karena terbuka kesempatan bekerja disektor industri kepariwisataan diseluruh negara Asean. Tantangannya tentu terletak pada kompetensi sumber daya manusia. Kompetisi membutuhkan kompetensi. Tenaga terampil dan berdaya saing tinggi yang akan unggul dipasar.

 
Selain faktor tenaga kerja dibidang kepariwisataan, banyak faktor lain yang masih membutuhkan perhatian serius, baik oleh stakeholder dibidang kapariwisataan maupun masyarakat pada umumnya. Seperti pentingnya konektifitas atau lingkage antar objek wisata dan antar daerah destinasi. Maksudnya seperti Bali, Jogyakarta, Bandung, Jakarta dan Lombok serta kota-kota lain yang telah lebih dikenal oleh wisatawan hendaknya ikut mempromosikan daerah lainnya sebagai satu kesatuan kehebatan pariwisata Indonesia. Dengan demikian saling promosi antar daerah destinasi wisata akan memperlama waktu tinggal wisatawan di Indonesia dan juga akan memungkinkan wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia semakin banyak. Harapan demikian saat ini belum berjalan dengan baik.

 
Jika boleh mengusulkan pusat informasi kepariwisataan ditingkat kementerian hendaknya  perlu menjadi divisi khusus yang setara eselon satu sehingga mampu memproduksi berbagai informasi kepariwisataan nusantara setiap hari yang up to date dan sesuai kebutuhan para wisatawan. Banyak pesan positif tentang negeri di zamrud khatulistiwa ini yang harus disebarkan keseluruh dunia, sehingga para wisatawan mancanegara mendapat informasi tentang Indonesia yang kredibel dan dapat dipercaya.

 
Apalagi dalam mengahadapi berita disejumlah media yang cendung tidak menguntungkan dari aspek kepariwisataan. Tak jarang kita menyaksikan sejumlah media elektronik yang secara masif dan kadang-kadang juga live menayangkan berita kerusuhan yang terjadi di hanya sebagian kecil wilayah Indonesia. Atau aksi penangkapan teroris  yang diputar berulang-ulang dimedia elektronik bahkan menjadi semacam komoditi, yang memberikan berdampak negatif terhadap pengembangan kepariwisatan. Kondisi semacama ini tentu saja dibutuhkan pusat informasi pariwisata kontra issu yang kreatif dan kuat.


Namun demikian sejumlah pemimpin media masih sangat care dengan promosi pariwisata. Masih ada sebagian yang seperti disebut diatas diharapkan kesadarannya untuk menyampaikan informasi tentang ndonesia yang indah, sejuk, masyarakatnya ramah dan berbudaya. Saya kira jika ada kemauan pasti bisa melakukannya.

 
Dalam mencintai negeri ini mungkin tidak salah, kalau jajaran kementerian pariwisata dalam pelaksanaan rapat koordinasi dapat dipilih daerah secara begiliran sebagai tuan rrumah acara. Dengan demikian kota tempat dilaksanakan kegiatan secara otomatis terpromosikan pariwisatanya dan juga berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Selain itu para pejabat dari berbagai daerah tidak asing dengan objek dan destinasi wisata nusantara. Lingkage antar daerah tujuan wisata secara gradual akan terjalain dengan baik.

Permberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan peluang sekaligus tantangan. Peluang bagi tenaga kepariwisataan Indonesia karena terbuka kesempatan yang luas untuk bekerja diseluruh negara anggota ASEAN. Tantangan menyangkut ketersediaan sumber daya manusia yang frofesional. Ini problematika bersama yang harus dipecahkan. Jika SDM kita kalah bersaing maka Indonesia menjadi pasar tenaga kerja asing yang empuk. Negeri kita memiliki potensi pasar yang sangat besar di kawasan Asia Tenggara. Banyak negara anggota Asean saat ini telah belajar bahasa dan budaya Indonesia, dengan harapan mereka bisa bekerja di Indonesia. Dan pariwisata dapat dikatakan sebagai sektor uanggulan yang menarik bagi banyak pihak

 Pariwisata sudah begitu penting dibanyak negara. Indonesia harus menyadari hal itu. Kesadaran harus dimiliki oleh semua paihak. Tidak cukup pemerintah dan pihak tertentu saja, tapi segenap lapisan masyarakat harus mempunyai kesadaran dan mendukungnya, Tidak siapa-siapa, karena yang diuntungkan dari kegiatan kepariwisataan justru masyarakat terlebih dahulu. Kegiatan ekonomi masyarakat baik hotel, restauran, travel, souvenir serta berbagai produk dan jasa lainnya menjadi bergairah. Jadi tidak ada alasan untuk kita menjadi insan sadar wisata dengan mewujudkan sapta pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan). (***)  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun