Mohon tunggu...
Hamid Amren
Hamid Amren Mohon Tunggu... Administrasi - seorang pembelajar yang suka menulis

warganet

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menilik Masa Depan Pariwisata Indonesia

13 September 2016   08:20 Diperbarui: 13 September 2016   08:22 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat  kebutuhannya utntuk melakukan  perjalanan wisata. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan pengaturan yang baik. Sarana penunjang  penyediaan infrastruktur perhubungan seperti bandar udara, pelabuhan, jalan akses ke destinasi wisata menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah, demikian pula keamanan harus dijaga bersama. Sarana penunjang kepariwisataan tidak hanya terbatas pada akses perhubungan, tetapi meliputi banyak hal, seperti kemudahahan pemeriksaan imigrasi, kepabeanan, karantina, money changer, tourism information, kemudahan akses telekomunikasi dan lain-lain sebagainya.

Penyediaan sarana infrasruktur kepariwisataan tidak hanya disiapkan pemerintah. Sebagian infrastruktur kepariwisataan justru lebih efesien dikelola oleh pihak swasta. Sarana akomodasi perhotelan, restaurant, tempat hiburan, wahana wisata, kawasan pariwisata dan daya tarik wisata lainnya selama ini telah menjadi bidang usaha yang memiliki prospek  cerah. Menyerap banyak tenaga kerja serta memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Pemerintah lebih ideal berada pada domain regulation dan tax. Kecuali untuk hal-hal yang masih memerlukan dorongan pemerintah agar bisa berjalan.

Promosi pariwisata merupakan tugas yang harus dikerjakan bersama baik oleh pelaku usaha maupun pemerintah. Pemerintah saat ini gencar melakukan promosi melalui berbagai media. Jingle pesona Indonesia dengan mengambil panorama alam dan atau atrakssi budaya diberbagai daerah setiap saat muncul diberbagai televisi nasional. Demikian juga tagline wonderfull Indonesia hadir pada beberapa even untuk menggaet turis mancanegara. Beragam media dan cara dilakukan pemerintah untuk memajukan pariwisata Indonesia.

Lantas swasta apa kabar. Pelaku usaha dibidang industri kepariwisataan wajib mengambil inisiatif dan proaktif melakukan promosi usahanya. Hal ini harus dilakukan karena paling tidak mempunyai tiga alasan utama yaitu pertama jika pemerintah yang melakukan promosi maka belum tentu terpromosi usaha yang bersangkutan, kedua jika wisata datang berkunjung maka yang menerima benefit yang paling pertama adalah para pelaku usaha. Dan ketiga untuk mengembalikan investasi modal usaha tidak ada jalan lain kecuali dengan melakukan promosi usaha. Berdiam diri dan menunggu adalah pilihan keliru dalam mengembangkan usaha, apalagi usaha dibidang kepariwisataan yang membutuhkan pelayanan terbaik serta kepuasan pelanggan menjadi syarat utama.

Tantangan promosi pariwisata kita adalah konektivitas. Kita belum melakukan promosi konektivitas antar destinasi wisata. Masih masing-masing daerah jalan sendiri-sendiri. Masih asyik mempromosikan daerahnya masing-masing. Ini yang harus digarap kedepan, sehingga dapat memperpanjang stay turis di Indonesia. Seperti ketika seseorang berwisata ke Eropa. Jarang sekali hanya mengunjungi satu kota atau satu negara saja. Sekali menginjak kaki di Eropa biasa akan mengunjungi beberapa kota bahkan melampaui  beberapa negara. Konektivitas promosi antar destinasi tidak hanya pasar dalam negeri, tetapi intra negara ASEAN juga perlu dipikirkan. Saya berpandangan menggarap turis mancanegera yang sudah datang hingga disekeliling negara kita (Malaysia, Thailand dan Singapura) lebih potensial dalam melakukan promosi pariwisata.

Masa depan kepariwisataan menjanjikan. Pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi-JK telah menetapkan sektor kepariwisataan sebagai salah satu dari lima program strategis dibidang pembangunan ekonomi. Target angka kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang pada tahun 2019 bukanlah pekerjaan ringan. Bandingkan pada awal kepemimpian Pak Jokowi angka kunjungan wisatawan asing baru kurang lebih 9 juta orang saja. Tahun 2016 ini target kunjungan wisatawan asing sebanyak 12 juta orang dan perjalanan wisatawan nusantara sekitar 260 juta orang.

Keberhasilan pembangunan dibidang kepariwisataan memerlukan partisipasi semua pihak. Kecerdasan pemerintah dalam mengcreate program dan menggunakan sumber daya sebagai syarat utama. Peran masyarakat luas juga tidk kalah pentingnya. Masyarakat dapat menerapkan sapta pesona dalam kesehariannya yaitu dengan menjaga keamanan, ketertiban, lebersihan, keindahan, kesejukan, keramahan sehingga memberikan kenangan yang baik bagi wisatawan. Seorang wisatawan kembali ke destinasi yang telah pernah dikunjungi adalah bukti pembangunan dibidang kepariwisataan dapat dikatakan berhasil. (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun