Oleh: Hamidah Wulandari
Ilmu matematika mendapat tempat terpandang dalam sejarah intelektual islam. Secara historis,matematika disebut ulum riyadhiyah atau ta'limiyah (matematika pedagogik). Ilmu ini terdiri atas empat cabang utama, yaitu aritmatika, geometri, astronomi, dan music. Dalam beberapa abad penyebaran islam, terjadi perkembangan lebih lanjut. Unsur lain masuk kedalam ilmu matematika, yaitu aljabar, trigonometri, mekanika, dan optik.
Kajian matematika secara ilmiah dimulai sejak umat Islam bersentuhan dengan beberapa karya bidang matematika dari peradaban lain setelah ditaklukannya wilayah tersebut oleh umat Islam, misalnya Baghdad dan Alexandria. Alexandria pada saat itu dikenal sebagai wilayah pusat perkembangan matematika, ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 641 Masehi. Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyyah di bawah pimpinan al-Mansur, Harun al-Rasyid, dan alMa'mun, selanjutnya dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan, sehingga di kota tersebut segala aktivitas ilmiah dilakukan seperti tukar menukar ilmu antar ilmuwan melalui karya dan terjemahan (Muqowum, 2012). Â
Perkembangan matematika dalam sejarah peradaban Islam telah dimulai sejak diturunkannya AlQur'an sebagai kitab suci bagi umat Islam. Melalui AlQur'an, secara implisit Allah telah memberikan anjuran kepada makhluk-Nya untuk mempelajari matematika guna memudahkan manusia dalam menjalani aktivitas kehidupan, utamanya dalam beribadah. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ghashiyah ayat 17-21. Dari ayat tersebut diketahui bahwa dengan melakukan pengamatan terhadap langit sekaligus benda-benda langit misalnya matahari dan bulan, seperti yang diperintahkan oleh Allah, maka seseorang akan dapat menentukan dan mengetahui waktu shalat, arah kiblat, waktu imsak dan waktu diperbolehkannya berbuka puasa.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi dasar atau fondasi bagi bidang studi lain. Saat ini, perkembangan matematika sangatlah pesat. Hal ini menjadi pusat perhatian bagi para matematikawan, sehingga menjadikan matematika sebagai salah satu bidang studi yang berperan dalam sejarah peradaban. Dalam sejarah peradaban Islam misalnya, trigonometri matematika digunakan sebagai ilmu dasar dalam penentuan arah kiblat, penentuan awal-akhir waktu shalat, dan penentuan kalender hijriyyah. Seringkali trigonometri matematika dianggap sebagai materi yang sulit dan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditelisik lebih lanjut, trigonometri mempunyai peran yang sangat besar dalam peradaban Islam.Â
Perkembangan peradaban manusia juga disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak terkecuali ilmu matematika, matematika yang dikenal sebagai bahasa dari semua ilmu ternyata dikembangkan juga oleh tokoh-tokoh beragama islam. Namun alangkah ruginya kita sebagai mahasiswa muslim tidak mengetahui tokoh-tokoh muslim yang mengembangkan ilmu matematika,
Banyak matematikawan muslim yang sangat berjasa dibidang matematika ini. Diantara nya yaitu: Alkwarizmi sang bapak aljabar, Alqalasadi tokoh yang mengenalkan simbol-simbol matematika, Abul Wafa' tokoh yang namanya ditulis dikawah bulan, Al-Hajjaj bin Yusuf orang pertama yang menerjemahkan elemen Euclid, Al-Jawhari orang yang memberi dalil pada elemen Euclid, dan banyak tokoh matematika muslim yang perannya dibidang matematika yang sangat penting.
 Refrensi:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/prfmlg313
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H