Mohon tunggu...
Hamidah Safira
Hamidah Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

saya merupakan Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember semester 2 angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Pergerakan Lempeng Tektonik: Fondasi Geologi Dunia

14 April 2024   23:14 Diperbarui: 14 April 2024   23:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Semua hal yang didunia pasti memiliki transformasinya tersendiri termasuk juga bumi yang dihuni oleh milyaran makhluk hidup ini juga memiliki transformasinya tersendiri. Perlu diketahui bahwa bumi dan daratan didalamnya tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti sekarang, tetapi menjadi satu kesatuan yang disebut dengan benua Supercontinent atau Pangea. Terpecah-belahnya benua ini diakibatkan oleh faktor pergerakan lempeng atau biasa disebut dengan lempeng tektonik.

Lempeng merupakan lapisan bumi paling atas yang termasuk dalam bagian kerak bumi. Kedalamannya mencapai 25-40 km untuk dataran biasa dan untuk daerah pegunungan mencapai  70 km. Tektonik sendiri merupakan pergerakan yang dialami oleh kerak bumi sehingga berdampak pada tinggi rendahnya dan lekukan pada suatu wilayah. Terjadinya lempeng tektonik ini berkaitan erat dengan lapisan litosfer yang tersusun atas kerak bumi dan mantel bumi. Lempeng tektonik tersebut ialah potongan-potongan kerak bumi yang bergerak di atas mantel bumi yang lunak. Konsep ini dapat menjelaskan berbagai fenomena geologi yang menyebabkan munculnya gunung hingga gempa bumi serta letusan gunung berapi. Berkaitan dengan kerak bumi, kerak bumi sendiri memiliki 2 jenis lempeng yaitu lempeng samudra dan lempeng benua. Lempeng samudra terbentuk dari kerak samudra yang bersifat lebih tipis dan lebih padat dan lempeng benua terbuat dari kerak benua yang bersifat lebih tebal dan ringan. 

Lempeng tektonik dikenal dengan pergerakannya yang mampu mengubah struktur daratan maupun lautan. Dalam pergerkannya ini, lempeng tektonik memiliki beberapa jenis pergerakan antara lain adalah Divergen, Konvergen dan Transform. Pergerakan divergen merupakan proses pergerakan lempeng yang menjauh satu sama lain dan bagian tengah yang kosong tersebut akan diisi dengan mantel bumi pada lapisan litosfer atau dapat juga menghasilkan pegunungan bawah laut dan terumbu karang. Pergerakan konvergen adalah proses yang berkebalikan dengan pergerakan divergen yakni kedua lempeng bergerak mendekati satu sama lain yang menyebabkan zona subduksi dimana lempeng yang bersifat lenih padat akan turun dibawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan transform terjadi ketika kedua lempeng bergerak menggesek secara horizontal dengan arah yang berlawanan.

Secara teori, teori lempeng tektonik ini sulit untuk dibayangkan karena sebagian orang mungkin berpikir bagaimana bisa daratan di bumi yang sangat luas dapt melakukan pergeseran yang menyebabkan terpisahnya daratan, terjadinnya gempa bumi, terbentuknya gunung dan lain sebagainya. Teori lempeng tektonik ini dapat didukung oleh beberapa bukti yang sudah terjadi, contohnya adalah rekaman paleomagnetik. Rekaman Paleomagnetik ini memiliki teknologi untuk merekan arah medan magnetik bumi saat membeku. Rekeman ini meneliti batuan batuan tua beratus-ratus tahun lalu dan hasilnya adalah orientasi medan megnetiknya tidak selalu sama dengan orientasi medan magnetik di masa sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa lempeng telah bergerak sepanjang waktu. Selain Rekaman Paleomagnetik, terdapat juga teknologi yang berfungsi untuk memodelkan pergerakan lempeng dengan menggunakan bantuang GPS dan hasilnya adalah lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak relatif satu sama lain di seluruh dunia.

Pergerakan dari lempeng ini menimbulkan bagian bagian yang terpecah dan tentunya bagian-bagian yang terpecah tidaklah sama ukurannya satu dengan lainnya. Terdapat 2 jenis ukuran lempeng yaitu lepng tektonik besar dan lempeng tektonik kecil. Lempeng tektonik besar terletak di beberapa wilayah yakni lempeng pasifik terletak di seluruh area pasifik, lempeng eurasia yang meliputi benua asia dan eropa, lempeng India-Australia yang meliputi area Australia dan India, lempeng afrika yang meliputi seluruh wilayah benua afrika, lempeng Amerika Selatan yang meliputi area Amerika Selatan, lempeng Amerika Utara yang meliputi daerah Amerika Utara dan Siberia dan yang terakhir adalah lempeng Antartika yang meliputi seluruh daerah Antartika. Untuk lempeng kecil sendiri terdiri atas beberapa jenis yakni, lempeng Nazca, lempeng Arab, Lempeng Karibia, lempeng Filipina, lempeng Scotia, dan lempeng cocos.

Seperti yang telah diketahui di awal bahwa lempeng tektonik ini berdampak pada banyak hal. Lempeng tektonik adalah penyebab utama dari terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi serta pembentukan gunung maupun pegunungan yang ada di bumi ini. Zona-zona yang terdapat di batas lempeng tersebut merupakan aktivitas geologis yang sering terjadi seperti cincin api pasifik yang menyebabkan sebagian besar gempa bumi dan letusan gungng berapi terjadi.

Jika dilihat sekilas lempeng tektonik ini menyebabkan dampak yang merugikan bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi ini. Tetapi hal tersebut yang membuat dan membentuk lanskap bumi yang lebih hayati dan subur. Terjadinya gunung meletus tidak hanya menimbulkan efek rugi saja melainkan terdapat manfaatnya seperti menyuburkan tanah tanah di sekitarnya. Begitu pula dengan pembentukan pegunungan yang dapat menambah deposit air mineral untuk kebutuhan seluruh makhlu hidup.

Dapat disimpulkan bahwa, lempeng tektonik merupakan konsep terpenting untuk memahami apa yang terjadi di seluruh wilayah bumi ini. Dengan memahami ilmu dan teori tentang lempeng tektonik ini para ilmuwan dapat melihat potensi bencana apa yang akan terjadi kedepannya dan juga mengikuti perkembangan geologi yang terjadi di seluruh dunia ini. Terakhir yang paling penting ialah, kita semua dapat lebih memahami, menghargai serta menjaga apa saja keajaiban yang ada di muka bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun