Pemblokiran telegram oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika karena sudah disalahgunakan oleh para teroris berkomunikasi, sehingga pergerakan teroris sulit terlacak karena sistem keamanan aplikasi buatan Rusia sangat kuat alias susah dibobol, itulah alasan pemerintah mengambil kebijakan ini. di lain pihak ada orang yang tidak setuju atas pemblokiran ini karena akan merugikan banyak netizen yang menggunakan aplikasi telegram ini. Menurut saya tak masalah Kemenkominfo memblokir telegram jika memang sudah jelas dipakai untuk kejahatan, apalagi sudah menyangkut keamanan negara. Hal ini bisa saja berubah jika pihak Rusia mau memberikan bocoran informasi jika ada sesuatu yang mengancam bagi negara kita, namun solusi ini akan sulit terjadi.
Telegram menurut saya masih belum urgent di masyarakat, bahkan jika mau di survey penggunanya pun tak terlalu banyak. Banyak yang saya maksud disini yakni Telegram belum menyentuh level aplikasi favorit yang sekarang masih ditempati whatshapp, instagram, google, line, facebook, twitter dan BBM. Walaupun dua aplikasi yang saya sebutkan terakhir sedang mengalami penurunan jumlah pemakai. Jadi kalau sekarang mau diblokir tak kan jadi masalah serius, namun jika ragu mungkin saja setengah tahun lagi telegram akan booming dan pemakainya sangat banyak, saat itulah akan sangat tidak mungkin di blokir.
Selain masalah teroris, mungkin saja kedepannya telegram bisa dibuat media perselingkuhan loo, karena sistem keamanannya yang sangat bagus, bisa-bisa suami-istri tak tahu isi telegram pasangannya. Terlebih lagi telegram ini berbasis dari Rusia, logikanya semakin banyak yang memakai telegram semakin untung pula Rusia, kita pengguna tak akan dapat apa-apa selain fitur aplikasi ini.
Mumpung lagi booming aplikasi, sebaiknya kita mulai memakai dan memboomingkan aplikasi lokal Indonesia. Marilah kita mandiri dalam bermedsos, lihat saja Korea yang berhasil dengan line nya atau China yang punya mesin pencari sendiri bahkan sampai email tak tergantung pada google. Walaupun saya belum tahu aplikasi Indonesia yang recommended, namun bagi yang bisa buat (mungkin Kemenkominfo) bisa menfasilitasi kita semua. Jika berhasil keuntungan dari aplikasi kan bisa untuk pengembangan bangsa kita sendiri bukan untuk negara lain.terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H