Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Refleksi Hari Buah dari Film Upin Ipin

1 Juli 2017   20:00 Diperbarui: 1 Juli 2017   20:04 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mail jualan buah lokal (Rambutan dan manggis) di kelas (foto dari http://ms.upinipin.wikia.com)

Tanggal 1 juli adalah hari buah internasional, benarkah? Yups, itu benar. saya teringat hari buah ini malah dari serial kartun Upin-Ipin dan acara kuliner buah di salah satu televisi swasta. Namun saya lebih tertarik melihat Upin-Ipin, karena selain lucu kartun negeri Jiran ini juga syarat makna. Dan kali ini khusus episode hari buah ini ternyata negeri Jiran Malaysia memiliki masalah yang mirip dengan keadaan di Indonesia.

Apa kemiripannya? Jelas kalau dilihat dari fisik orangnya, maupun jenis buah-buah pastilah kedua negara ini mirip. Selain itu, ternyata masalah sosial yang muncul di kalangan masyarakat belakangan ini juga mirip loo. Masyarakat disana lebih suka makan buah impor daripada makan buah hasil negeri sendiri, misalnya buah apel fuji, jeruk Washington (maaf kalau salah nama), anggur serta buah impor lainnya. Sama kan seperti di Indonesia?

Dalam memperingati hari buah mari kita bersama merefleksi diri, berdasarkan tayangan kartun Upin-Ipin yang tayang tadi pagi. Berikut beberapa pelajaran yang bisa kita petik bersama:

Pertama, Di serial ini menjelaskan adanya pasar (festival) yang khusus menjual buah produk dalam negeri. Walaupun sifatnya sementara, karena bersifat festival, tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat untuk promosi sekaligus mempopulerkan buah lokal seperti pisang, manggis, pepaya, jeruk dll. Sehingga generasi muda memiliki tradisi memakan buah-buahan, khususnya buah local.

Kedua, ada dikotomi jenis buah lokal dan impor. Perbedaan belum tentu bermusuhan loo, perbedaan ini muncul karena ekspansi pasar dari luar negeri yang masuk sangat deras. Sehingga buah dalam negeri akan kalah saing dan mati di pasar. Yang bisa kita petik dalam hal ini adalah penjelasan tentang buah lokal dan non lokal ini sudah diajarkan sejak dini di sana. Seperti penjelasan cikgu di kelas tadi pagi yang menjelaskan perbedaan buah lokal dan non lokal alias impor, serta pentingnya memilih lokal karena juga membantu kehidupan para petaninya.

macam-macam olahan buah (foto dari http://kidschanneltv.com)
macam-macam olahan buah (foto dari http://kidschanneltv.com)
Ketiga, membiasakan makan buah setiap hari. Nah kak Ros tadi pagi menyarankan setidaknya untuk makan buah sehari 5 kali loo (banyaknyaa), biar tidak bosan, selain dimakan langsung buah bisa kita buat olahan lain seperti es krim, agar-agar, rujak dll.

Keempat, berusaha dulu baru mendapatkan hasilnya. Ini cukup menarik dan penting bagi anak-anak zaman sekarang yang ingin makan buah tinggal ambil di kulkas atau beli di minimarket. Di sini dikisahkan si Upin-Ipin ini membantu Atuk memetik buah pisang di ladang, baru setelah membantu sebagai ucapan terimakasih Atuk member mereka buah pisang.

Kelima, banyak permainan yang menyenangkan dari buah loo. Mungkin anak sekarang sudah terkesima dengan Hp mereka. Padahal di luar sana banyak mainan yang menarik dan menyehatkan lo. Seperti tadi saat Upin yang menarik Ipin di atas daun pisang, ee si Si Atuk ikutan naik, jelas jadi gak kuat.hehehe tapi menyenangkan looo. Masih banyak permainan lain yang sekarang sudah terlupakan misalnya senapan dari tangkai daun pisang, mobil dari kulit jeruk bali dan lain-lain.

Intinya kita harus bersama-sama membudayakan makan buah khususnya buah lokal hasil jerih payah saudara kita. Dengan makan buah badan akan menjadi sehat, jauh dari penyakit, serta bisa membantu ekonomi negeri ini, sehingga tidak tergantuk pada buah impor dari luar negeri.

Cintai hidupmu... makan buah tiap hari (nada iklan Yak*lt)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun