Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Maraknya Kata Kasar dalam Gim Moba

15 Mei 2018   15:18 Diperbarui: 15 Mei 2018   18:49 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain moba jadi kebiasaan zamab sekarang dok. Pri

Siapa yang tahu dengan game Mobile legend dan AOV? Hampir semua orang yang memiliki hp android memainkan salah satu dari game tersebut. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan tua seakan larut dalam game yang bertujuan menghancurkan tower musuhnya ini. Tak jarang banyak juga yang ketagihan dengan game moba ini, mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk memainkan hero yang dimilikinya.

Sayangnya ada kebiasaan buruk muncul akibat keseringan bermain game ini. Entah sadar atau tidak, saat main bersama player lain atau dikenal dengan istilah mabar banyak dari kita yang berkata kasar. Mulai kata-kata bodoh, goblok, nama-nama hewan dan kata-kata kasar lainnya muncul bertubi-tubi. Terlebih saat kita mengalami kekalahan atau ada anggota tim yang bermain acak-acakan tak sesuai strategi.

Kata-kata kasar ini bisa muncul lewat ucapan langsung atau bisa juga lewat chatting di dalam game. Lewat aplikasi di game inilah kita bisa berkomunikasi secara online lewat tulisan maupun suara. Tak heran kata-kata kasar ini juga sering muncul di percakapan game. Sungguh bisa merusak perilaku dan menghilangkan sikap sopan serta tatakrama dalam berkomunikasi. Lebih miris lagi melihat banyaknya anak-anak yang bermain game online inj. Tentunya kata kasar ini akan melekat pada kebiasaan mereka dan ditakutkan akan menjadi kebiasaan dalam kesehariannya.

Selain kata kasar ada kebiasaan buruk lain yang mulai terbentuk saat bermain game ini. Kebiasaan buruk selanjutnya adalah emosi yang labil dan meledak-ledak. Maka tak heran jika banyak pemain yang berteriak atau tak segan membanting hp nya saat kalah dalam permainan. Sikap egois ini bisa jadi memupuk emosi buruk seseorang apalagi anak-anak, dimana mereka akan memiliki emosi yang buruk saat ada sesuatu yang tak sesuai keinginan mereka.

Agar kebiasaan buruk ini tak menjadi yang parah maka harus ada kerjasama oleh beberapa pihak. Bagi pemajn yang sudah dewasa janganlah suka berkata kasar karena kita tidak tahu siapa yang kita maki-maki siapa tahu dia hanya anak kecil. Bagi pengelola game seharusnya segera memisahkan pemain berdasarkan usia agak dampak buruk tidak merusak anak generasi masa depan.

Terakhir bagi orang tua dan guru haruslah mendampingi dan mengawasi anak dalam bermain game. Jangan sampai anak kecanduan dan terkena dampak buruk dari game tersebut.

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun