Memang panasnya bursa pencalonan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur sudah lewat beberapa minggu yang lalu. Pencalonan ini sempat panas karena ada politik panas yang mencoba menggulingkan Anas sebagai calon wakilnya Gus Ipul sebelum pendaftaran. Benar saja cara panas itu ampuh membuat anas mengembalikan mandat ke partai sebagai tanda mundur dalam pencalonan.
Mungkin itu sedikit gambaran panasnya pilkada di Jawa Timur yang kita semua amati. Namun ada hal yang cukup menarik saat saya pulang ke Ponorogo. Saat ngobrol masalah pilihan gubernur (pilgub), mereka di rumah sepakat bahwa sekarang ini kedua calon memiliki kesempatan yang sama. Namun saat Gus Ipul masih memiliki wakil Anas, mereka yakin Gus Ipul sudah selangkah lebih sudah menang.
Ada pendapat yang unik tentang mundur nya Anas dari bursa calon wakil gubernur. Menurut mereka Anas mundur karena calon gubernur akan diserahkan kepada Risma Walikota Surabaya. Namun sayang setelah Anas mundur, Risma tidak mau maju sebagai wakil gubernur mendampingi Gus Ipul. Dalam hal ini Risma ingin menghabiskan masa jabatannya sebagai walikota Surabaya seperti janjinya saat dilantik.
Karena sudah mengundurkan diri dan berharap Risma maju, akhirnya Anas tidak mau lagi ditunjuk setelah Risma menolak dicalonkan. Itulah contoh pandangan warga yang ada di Ponorogo. Pertanyaan nya apakah Ponorogo daerah terpencil yang tak bisa mengakses berita di internet ?
Saya rasa tidak, hampir semua orang disini sudah memakai hp android, namun masih banyak yang menggunakan nya sekedar untuk whatsapp atau youtube an saja. Selain itu tak banyak orang yang membaca koran, walaupun berita mundurnya Anas beserta alasannya sudah di ekspos di koran namun banyak juga yang belum tahu.
Kita bisa ambil hikmah positif dalam hal ini. Bahwa memang media internet sangat cepat dalam menyebar informasi. Namun sayangnya tak semua informasi tersebut baik, bahkan banyak isu maupun fakta yang tersebar dengan tujuan yang jelek. Lebih baik menjadi warga yang selalu berfikir positif thinking dengan tak mengumbar kejelekan orang lain. Mohon maaf Bu Risma, jika anda menjadi kambing hitam di sini... salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H