Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gethuk Dieng, Jajanan Tradisional Malang

28 Desember 2017   18:52 Diperbarui: 28 Desember 2017   18:55 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerobak gethuk dieng dok.pri

"Gethuk asale songko telo, moto ngantuk iku tambane opo ..."

Inilah lagu yang selalu saya ingat saat berjumpa dengan makanan tradisional yang satu ini. Ya gethuk, makanan yang terbuat dari singkong ini menjadi salah satu makanan favorit saya. selain karena mengenyangkan, jajanan ini juga memiliki tekstur lembut, rasa manis dan gurih.

Sayangnya tak banyak sekarang yang jualan makanan tradisional ini. Alasannya jelas karena banyak dari kita yang lebih suka jajanan yang modern dan masa kini sebut saja roti, kebab, hamburger dan lain-lain. Mungkin hanya segelintir orang saja yang masih setia dengan gethuk.

Namun anggapan gethuk jajanan kuno mulai menghilang dengan hadir nya gethuk dieng yang ada di Malang. Gethuk dieng ini memberikan berbagai macam varian rasa, setidaknya ada lima rasa yang tersedia: ada rasa original, rasa cokelat, rasa strawbery, rasa durian dan rasa pandan. Semua rasa tersebut sesuai dengan warna yang dibuat berbeda-beda.

Gethuk dieng ini bisa kita jumpai di beberapa sudut Kota Malang, setidaknya ada 10 gerobak motor yang siap menyapa pelanggan setiap pagi. Untuk masalah harga jangan ragu, satu buah gethuk dihargai 1.000 rupiah saja itupun sudah termasuk topping parutan kelapa yang gurih. Dan tak ada pemesanan minimal, kita beli satu biji juga akan tetap dilayani.

Jika ingin membeli gethuk ini jangan terlalu siang ya, karena biasanya penjualnya sudah pulang alias dagangannya habis. Dari beberapa varian rasa di atas yang menjadi favorit saya rasa cokelat dan pandan. Nah ayo kita lestarikan jajanan tradisional kita, semoga jajanan lain bisa berkreasi agar lebih mudah diterima anak-anak zaman now...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun